Gabriel mengusap air mata di wajah Angeline. Dipandanginya lekat-lekat wajah yang begitu mirip dengan kekasih pertamanya, Miriam. Wanita muda yang keras kepala ini akhirnya menyerah juga. "Jangan menangis lagi, Angel. Bisa-bisa orang mengira aku berbuat jahat kepadamu," ucap Gabriel. "Memang," cetus Angeline. Hatinya terasa lega setelah menumpahkan perasaan. Tanpa sadar tangannya masih memegangi kerah jas Gabriel. Cepat-cepat dia melepasnya. "Kalau kamu belum menikah, aku pasti membawamu kembali ke Macau." Gabriel tersenyum melihat sikap Angeline. Wanita itu membalas tatapan sang ayah, "Aku selalu bisa berkunjung bersama Nathan." "Putriku." Gabriel membelai rambut Angeline yang kusut. "Uhm ... Aku belum bisa ...." "Belum bisa?" "Memanggilmu ... itu, aku harus membiasakan diri dulu