"Aku.. aku Zara tuan," ucap Zara hati-hati.
"Maaf, aku kesini hanya ingin menyampaikan. Dokter sudah mengizinkan tuan dan nyonya pulang," Zara tak ingin ia salah bicara.
Andini menggenggam tangan Zara dan menggeleng, hatinya memberontak dengan apa yang dilakukan putrinya.
"Kenapa kau bilang seperti itu sayang?" ucap Andini dalam hati.
"Maaf bu, aku belum bisa mengatakan pada ayah sekarang, bahwa aku adalah putrinya." Zara berucap dalam hati dengan memandangi ibunya.
Semua sudah siap untuk pulang ke mansion. Tuan Anggara dan nyonya Andini masih menggunakan kursi roda. Mereka ditempatkan di mobil nenek Raina.
Zara takut akan salah bicara nantinya. Ia juga kadang masih meneteskan air mata bila ingat ia belum bisa memanggil ayah pada Anggara.
Dalam mobil Zico
"Sayang kamu sabar ya," Zi
