5

1244 Words

Perjalanan yang cukup memakan waktu itu membuat badan Lovinta pegal-pegal, ditambah lagi jalanan terjal kampung itu yang cukup parah. “Pak, kenapa jalanannya seperti ini?” Lovinta menatap Gilang kesal karena wajah lelaki itu terlihat baik-baik saja di atas penderitaanya. “Lalu kamu mau yang seperti apa? Seperti ini lah jalanan kampung di sini,” jelas Gilang. “Badan saya sakit semua,” keluhnya. “Saya tahu, lalu apa yang harus saya lakukan? Tidak mungkin saya memijat badan kamu.” Lovinta mendengkus kesal. “Nggak pengertian banget,” gumamnya lalu kembali melihat jalanan yang penuh dengan hamparan sawah. Gilang tersenyum saat melihat gadis di sampingnya itu kembali diam, jika Lovinta anteng seperti itu membuat Gilang tidak was-was membawa gadisnya bepergian. “Sabar, sebentar lagi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD