When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Siang ini Lovinta kembali datang ke restoran milik sang papa, namun tidak untuk menemui Nean, melainkan untuk menemui Prisil, gadis ganjen yang selalu saja mencoba mendekati suaminya. Bahkan secara terang-terangan menggoda Nean di hadapannya yang notabene adalah istri sahnya. Wajah Lovinta terlihat masam ketika seseorang yang ditunggunya tidak kunjung datang. Padahal Prisil berjanji akan datang lebih awal. “Maaf, mbak. Aku telat,” ucap Prisil dengan napas terengah. “Loh … mbak ini kan yang kemaren ada di rumah mas Nean itu ‘kan?” tanya Prisil terkejut. Lovinta hanya mengangguk singkat. “Jadi mbak ini namannya mbak Lovinta? Anak dari pak Danial? Terus apa hubungannya sama mas Nean, kenapa kemaren waktu aku ….” “Nean adalah suami saya.” Lovinta berucap dengan aura ketegasan. Lovi