When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dua minggu sudah berlalu, Lovinta pun sudah di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. waktu selama itu cukup untuk seorang Lovinta kembali memantapkan hatinya untuk bercerai dengan Nean. Tepat pada hari ini di mana hari dirinya dan Nean akan menjalankan siding perceraian. Wajah Lovinta sudah nampak berseri tidak seperti kemarin waktu berada di rumah sakit. “Sudah siap, sayang?” tanya Danial yang baru saja membuka pintu kamar Lovinta. Gadis yang masih berada di depan cermin itu pun menoleh dan mendapati sang papa sedang tersenyum kearahnya. “Sudah pah,” jawab gadis itu membalas senyuman sang papa. “Semoga persidangan hari ini lancar dan Nean tidak akan mempersulit prosesnya,” ucap Danial lalu diangguki oleh Lovinta. Danial dan Lovinta masuk ke dalam mobil lalu disusul oleh D