When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di dalam tidurnya, Lovinta merasakan sebagian tubuhnya bergetar. Gadis itu tidak mempedulikan karena tubuhnya merasa baik-baik saja. Namun, semakin didiamkan getaran itu semakin menjadi dan diiringi dengan rintihan lirih yang sangat menganggunya Lovinta mengusap matanya sebelum terbuka sempurna, lalu perlahan kelopak matanya mulai terbuka. Gadis itu merengakan otot-ototnya yang terasa kaku. Lovinta baru saja menyadari bahwa tidurnya ternyata duduk dengan kepala bersandar di kepala ranjang. “Nean,” gumam gadis itu terkejut saat melihat Nean yang tertidur di pangkuannya mengigil kedinginan. “Ya ampun, kamu panas!” Lovinta menyingkirkan tangannya yang menyentuh dahi Nean. Gadis itu buru-buru turun ke bawah untuk membuat air kompres serta minuman hangat untuk suaminya itu. Keadaan di da