Pacaran dengan Sherin emang lebih banyak manfaatnya. Ada yang perhatiin, manjain dan tentunya ada yang nyium-nyium aku lagi, itu bagian terbaiknya. Gak kok, aku masih punya batasan. Aku akan melepas keperjakaanku dengan istriku kelak. Itu sudah janji mendarah daging. Saat aku, Erfan dan Azzam main PS di apartemenku. Aku memilih rebahan di pangkuan Sherin. Kedua sahabatku hanya bisa menatap iri. Tapi ada satu sisi liar dan bebas dalam diri Sherin. Saat dia ngajak aku ke tempat dugem. Pertama kali juga buatku, dan gak tahu harus ngapain. Aku dengan culun dan polonsnya malah diajarin minum sama Sherin. Dia juga kuat banget minum. Walaupun gelasnya kecil, tapi dia bisa minum sekali tegak. Aku aja ngerasa leherku terasa kebakar gitu. “Rin, pulang yuk” bisikku di telinganya karena suara musik