Sudah ke luar dari celana, kasihan atuh dimasukin lagi, sebelum dipakai." 'Berikan haknya, Meera. Itu tubuh istrinya.' Meera mengepalkan kedua telapak tangannya. Ia ingin sekali berteriak untuk protes, tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Ia takut si baju putih akan mengeluarkan suara gelegar yang membuatnya takut luar biasa. "Mi ...." Banyu sudah membungkuk di atas tubuh Meera. Meera menatap mata Banyu, ia merasa tidak memiliki pilihan, selain setuju untuk melayani Banyu, Si Tukang sayur, genit, dan m***m. Suami dari wanita yang ia tempati tubuhnya. Banyu menatap dalam ke mata Meera, ia melihat rasa bimbang, dan kecemasan di sana. Banyu tersenyum, lalu mengecup lembut bibir Meera. "Papi sabar menunggu Mami siap." Banyu menjauhi tubuh Meera, ia turun dari atas kasur, lalu masuk ke dal