Meera terbangun. Aroma ikan goreng langsung menyapa penciumannya. Tapi, tubuhnya terasa berat untuk bangkit, setelah dua ronde panjang yang diberikan Banyu untuknya. Mengingat apa yang terjadi siang ini tadi. Wajah Meera menjadi merah. Ia sudah melayani Banyu dua kali, di atas ranjang, dan di dalam kamar mandi. Miliknya sampai terasa kebas, karena menerima serangan Banyu yang luar biasa. 'Sabar, Meera. Kumpulkan poin sebanyaknya, dengan membuat Banyu bahagia. Agar tiket kepulanganmu segera bisa kamu dapatkan.' Meera memotivasi dirinya sendiri. Air matanya jatuh saat teringat Maminya. 'Sabar ya, Mi. Meera pasti akan segera bangun dari tidur panjang. Meera pasti akan pulang.' Meera mengusap air matanya. Tiba-tiba ia teringat akan pria berbaju putih. Hari ini pria berbaju putih yan