bc

Mantan Teman Seranjang (Jadi Rebutan Pewaris Tampan)

book_age18+
2.1K
FOLLOW
21.4K
READ
billionaire
love-triangle
one-night stand
HE
forced
dominant
kickass heroine
heir/heiress
bxg
serious
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+

“Kalau bukan untuk melayaniku, memangnya untuk apa kamu ada di sini?” tanya Daffin.

“Maaf, ini salah paham. A-aku dijebak dan….”

“Memangnya aku peduli kamu dijebak atau bukan?” potong Daffin. “Aku hanya ingin kamu menjadi teman seranjangku malam ini. Terlebih uang yang aku keluarkan tidaklah sedikit.”

“Aku mohon jangan….”

“Maksudnya jangan berhenti?” balas pria itu sambil tersenyum nakal.

“Aku serius minta tolong. Tolong jangan lakukan itu.”

“Bukankah seharusnya aku yang minta tolong padamu? Tolong menurutlah dan layani aku.”

------

Risa dijebak!

Tiba-tiba wanita itu sudah ada di ranjang sebuah kamar hotel dalam keadaan tanpa busana. Parahnya lagi, Risa tidak sendirian. Ada seorang pria tampan yang berbagi ranjang dengannya.

Hal yang membuat Risa hampir gila, ternyata pria itu adalah adik dari bosnya!

Oh tidak, bagaimana ini?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Layani Aku!
“Perempuan yang Tuan inginkan … sudah ada di kamar,” ucap Fito saat Daffin baru keluar dari lift sebuah hotel bintang lima. Fito memang sedari tadi menunggu bosnya tiba. Daffin tidak menjawab, tapi kakinya melangkah menuju kamar yang sudah disewa olehnya agar bisa menghabiskan malam panas dengan seorang wanita. Sungguh, Daffin benar-benar membutuhkan seorang wanita di ranjangnya. Jika tidak, ia akan semakin stres dan kesulitan tidur. Itu sebabnya Daffin harus melepaskan hasratnya malam ini juga. Tiba di depan pintu kamar yang akan ditempati Daffin malam ini, Fito membukakan pintu untuk bosnya itu sehingga pintu pun terbuka. Daffin masuk lalu mendapati seorang wanita sudah berbaring di ranjangnya. Wanita itu bisa dipastikan tanpa busana di balik selimut tipis yang menutupi tubuhnya. “Kenapa dia tertidur?” tanya Daffin heran. “Se-sebenarnya dia tidak tahu kalau malam ini akan melayani Tuan,” jawab Fito hati-hati. “Apa kamu bilang?!” “Maaf Tuan, biar saya yang menjelaskannya….” Suara wanita tiba-tiba muncul dari arah sofa. Ah, Daffin bahkan baru menyadari ada wanita lain yang duduk di sana. “Ini siapa lagi, Fito?” tanya Daffin pada Fito. “Di-dia yang membawa perempuan ini, Tuan.” Ya, tentu wanita itu adalah seorang penyalur wanita bayaran. “Tuan, perempuan yang sedang terbaring tanpa busana di ranjang Tuan … saat ini dalam pengaruh obat tidur,” jelas wanita itu. “Kamu pikir saya akan melakukannya dengan perempuan tidak sadarkan diri?” tanya Daffin kesal. “Dia akan terbangun saat Tuan memulainya. Saya jamin,” jawab wanita itu lagi. “Apa-apaan ini? Tidak adakah perempuan yang lebih liar dan langsung menyambut saya dengan gerakan menggoda?” Daffin tak habis pikir. Bisa-bisanya ia dibawakan seorang wanita yang terbaring lantaran diberi obat tidur. Artinya apa? Wanita itu sudah pasti dipaksa untuk berada di kamar ini. Saat terbangun, alih-alih melayaninya … bukankah lebih berpotensi melawannya dan membuat kekacauan? “Dia sedang sangat frustrasi dan saya hanya membantunya mendapatkan uang yang dia butuhkan,” jelas wanita itu. Daffin menggeleng. “No,” tegasnya. Memangnya Daffin tidak sedang frustrasi? Jelas pria itu juga sedang merasa kacau. Itu sebabnya Daffin butuh seorang wanita liar dan aktif yang akan mengalihkan rasa frustrasinya. Daffin kemudian menoleh pada Fito, “Carikan saya perempuan lain sekarang juga!” “Dia masih perawan, Tuan,” ucap wanita itu, mencoba membuat Daffin tertarik. “Tuan yakin tidak tergoda?” Daffin terdiam. “Saya yakin dia akan cepat beradaptasi setelah Tuan memulainya. Dia awalnya mungkin terkejut, tapi setelahnya … saya jamin dia akan menikmati permainan panas kalian,” bujuk wanita itu lagi. Selama beberapa saat Daffin masih terdiam, sampai kemudian pria itu berkata, “Kalian berdua … cepatlah keluar dari kamar ini sekarang juga!” Wanita itu tersenyum. “Selamat menikmati malam panas yang akan sangat berkesan, Tuan.” “Saya juga permisi, Tuan,” pamit Fito. Setelah itu, mereka berdua bergegas meninggalkan Daffin, membiarkannya bersama seorang wanita tanpa busana yang kini masih terbaring di tempat tidur. Wanita itu bernama Risa. Setelah Fito dan penyalur wanita bayaran itu keluar dari kamar hotel ini, Daffin kemudian melangkah mendekati wanita cantik yang masih tertidur pulas itu. “Sial, dia benar-benar cantik,” gumam Daffin sambil menarik selimut yang menutupi tubuh wanita itu sehingga tubuh putih mulusnya langsung bisa Daffin nikmati menggunakan kedua matanya. Apalagi Risa benar-benar tidak memakai sehelai benang pun. Spontan Daffin menelan ludah. Tubuh wanita di hadapannya ini benar-benar menggoda, membuat Daffin yang awalnya tidak berminat lantaran wanita itu tidur alih-alih menari di hadapannya, kini jadi tertarik untuk memulai pengalaman panas mereka. Ya, hanya dengan tidur seperti itu saja membuat Daffin langsung melucuti pakaian yang dikenakannya. Daffin tidak mau membuang waktu, ia kemudian bergabung di ranjang yang akan menjadi saksi aktivitas panas mereka. Baiklah, dia mungkin akan terbangun saat aku memulainya. Maka dari itu, aku akan memulainya…. Daffin kemudian mulai menikmati tubuh wanita itu dengan menyentuhnya di beberapa titik yang ia inginkan. Tak hanya itu, Daffin juga menggunakan bibirnya untuk menelusuri tubuh mulus Risa sampai pada akhirnya … wanita itu mulai membuka matanya. Sesuai dugaan, Risa sangat terkejut saat dirinya sudah dalam keadaan tanpa busana dan seorang pria tak dikenal sudah menindihnya. Apa yang terjadi? Risa yang hendak berteriak, langsung dibungkam bibirnya oleh bibir Daffin yang sedari tadi sudah sangat tergoda oleh bibir merah menggoda itu. Risa meronta dan berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Daffin, tapi sayangnya gagal. Risa jelas kalah tenaga. Jangankan kabur, berteriak saja ia kesulitan. “Si-siapa pun kamu, tolong jangan lakukan ini,” ucap Risa sambil terengah-engah tepat setelah Daffin melepaskan ciumannya. “Kenapa jangan? Aku sudah telanjur tergoda padamu.” Risa menggeleng, tatapannya jelas memohon agar Daffin menghentikan ini. “Kalau bukan untuk melayaniku, memangnya untuk apa kamu ada di kamar ini?” tanya Daffin yang gairahnya semakin terbakar. Terlebih posisi tubuh mereka berdua sudah sangat siap untuk memulai aktivitas yang lebih jauh. Daffin benar-benar tak sabar ingin menghabiskan malam yang panas bersama wanita cantik di bawahnya. “A-aku dijebak. Seharusnya aku nggak ada di sini,” balas Risa yang masih berusaha mencerna semua ini. Bagaimana tidak, Risa yang sedang butuh uang dijanjikan oleh temannya kemudahan untuk mendapatkan uang dalam satu malam, tapi nyatanya … kenapa seperti ini jadinya? Risa tidak tahu apa yang terjadi sehingga tiba-tiba berada di sebuah kamar hotel dan berada dalam posisi seperti ini. “Dijebak? Lalu aku harus melepaskanmu setelah membayar mahal untuk malam ini?” “Ma-maaf….” “Siapa namamu?” potong Daffin cepat, ia semakin nakal dengan merapatkan tubuh mereka, membuat Risa bisa merasakan benda keras di bawah sana mulai menyapa miliknya. Risa menggeleng, tidak mau menyebutkan namanya. “Tolong hentikan ini,” mohon Risa lagi. “Sial, kamu cantik sekali,” ucap Daffin lagi. “Katanya, kamu masih perawan. Mari kita buktikan….” “To-tolong jangan….” “Kamu yang harus menolongku dengan cara menjadi teman seranjangku.” Risa menggeleng. “Cantik, tolong layani aku sekarang juga!”

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook