Valdi sampai di Glenny Hospital tepat dua puluh menit kemudian. Dia langsung turun dari tempat parkir dan berjalan menuju ruangan praktek dr.Lucas Sp.N , sahabatnya yang merupakan dokter syaraf atau neurologis yang sangat kompeten dan terkenal di rumah sakit ini. Valdi sudah sering sekali ke rumah sakit Glenny untuk janjian makan siang bersama Lucas di kantin rumah sakit ini. Kantinnya menyediakan makanan sehat dengan harga yang murah dan rasa yang super lezat. Valdi dan Lucas sangat suka dengan menu nasi campur Bali yang dengan nasi merah dan sate lilit tuna yang sangat lezat.
Valdi memasuki lobby rumah sakit, dan sekarang dia terdiam bengong. Aku janjian dengan Lucas untuk makan siang atau untuk apa ya? Jadi aku harusnya langsung ke kantinnya saja untuk menunggu dia. Tapi jarum jam masih menuju angka sepuluh, bakalan dua jam kalau aku menunggu Lucas di kantin. Mengapa aku datang secepat ini? Valdi berdiri di bagian pojok meja customer care dan hanya berdiri saja, sambil berpikir keras. Sebenarnya kenapa dia bisa datang ke rumah sakit tempat Lucas praktek secepat ini, kalau janjian makan siangnya di jam dua belas nanti? Valdi memejamkan mata dan tampak berpikir, sebenarnya dia janji melakukan apa dengan Lucas??
Handphonenya tiba-tiba berdering, nama Lucas tersemat di sana.
“ Woiii..Kamu uda sampe mana?” Tanya Lucas langsung.
“ Ini uda di bawah. Aku ke kantor mu dulu atau langsung ke kantin? ” Balas Valdi.
“ Ya, ke kantor ku dulu dong. Mana bisa aku periksa kamu di kantin.” Kata Lucas sambil tertawa, dia berpikir, Valdi mengajaknya bercanda.
“ Ruanganmu no berapa ya? Dan di lantai berapa? Lupa aku?” Tanya Valdi.
“ Ihh, kek nggak pernah ke ruanganku aja. Di lantai 3 no 309. Tanya aja suster di bagian pendaftaran. ” Kata Lucas.
“ Okay, okay, ini segera naik lift dan jalan menuju kantormu.” Kata Valdi dan beranjak memencet tombol naik ke lift yang terdekat dengan counter recepsionis .
Saat ingin menekan tombol lift yang menuju tempat praktek Lucas berada. Otak Valdi kembali ngeblank. Dia lupa yang dikatakan Lucas padanya tadi. Valdi hanya menggantungkan tangannya di tombol-tombol lift tanpa bisa memencet angkanya, karena otaknya sibuk mengingat-ngingat apa yang dikatakan Lucas padanya tadi. Lalu seorang perawat wanita ikut masuk ke lift yang pintunya masih belum tertutup.
“ Bapak mau ke lantai berapa?” Tanyanya ramah.
“ Ruangan praktek dokter Lucas, Sp.N , di lantai berapa ya, Sus?” Tanya Valdi langsung.
“ Semua ruangan praktek dokter di rumah sakit ini ada di lantai 3, Pak.” Katanya dan langsung memencet angka 3 untuk Valdi.
“ Okay, terimakasih. Oh ya, nanti ruangan dokter Lucas di ruangan no berapa?” Tanya Valdi lagi karena dia sudah lupa, apa yang dikatakan Lucas padanya tadi.
“309 Pak. Nanti saya antar. Kebetulan saya juga mau ke ruangan dokter Lucas untuk mengantar data pasien. Nanti bapak nunggu aja di depan ruangan dokter Lucas, soalnya jadwal praktek docter lucas mulainya jam 10 nanti. ” Katanya ramah.
“ Saya uda janjian kok, saya temannya dokter Lucas, jadi bisa langsung masuk. ” Kata Valdi.
“ Ooo.. Bapak ini Pak Valdi, Ini yg saya ambil adalah data Bapak yang diminta dokter Lucas.” Katanya.
“Iya benar. ” Kata Valdi dan bertepatan pintu lift terbuka dan bersama-sama mereka menuju ruangan Lucas.
Sang suster mengetuk pintu dan membuka pintunya setelah dipersilahkan masuk oleh suara baritone dari dalam ruangan. Pintu terbuka, dan nampak sesosok laki-laki bertampang manis dan berjas dokter, duduk di meja dokter yang langsung menghadap pintu.
“ Valdi, memang tamu kehormatan, sampai di antar oleh susterku.” Kata Lucas ketika melihat Valdi masuk berbarengan dengan susternya.
“ Tadi kami kebetulan bertemu di lift, Dok. Pak Valdi binggung harus ke lantai berapa.” Kata suster yang berwajah ramah itu.
“ Tadi kan kusebutkan, kalau lantai 3 dan ruangan 309. ” Kata Lucas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Suster berjalan keluar dari ruangan dan membiarkan dua orang lelaki yang bersahabat itu untuk mengobrol.
Valdi duduk di depan Lucas dan tampak terdiam lalu menghela nafas yang cukup panjang.
“ Ada apa, Di? Kenapa kamu menghela nafas? Kamu baik-baik saja kan? Nanette juga baik kan?” Tanya Lucas penuh perhatian.
“ Nanette baik. Aku yang harus cek keadaan otakku deh sepertinya.Dari beberapa bulan lalu aku kehilangan fokus dan….” Valdi lalu menceritakan semua kejadian lupanya kepada Lucas. Tentang bagaimana dia lupa pin ATM nya, tentang dia yang lupa arah dan tentang banyak kejadiaan-kejadiaan lupa yang dia alami berbulan-bulan ini.
“ Kamu terlalu stress ya?” Tanya Lucas.
“ Mungkin juga, tapi aku saat mau make love dengan Nanette juga lupa kalau uda pasang pelindung, dan jadinya mau pasang double. Sedangkan saat itu seharusnya aku sama sekali tidak stress dan dalam keadaan sangat rileks”. Kata Valdi berkata pelan.
Lucas yang sekarang menghela nafas. Ada kekhawatiran yang timbul di hatinya tentang apa yang terjadi dengan Valdi setelah mendengar semua penjelasan Valdi tentang dirinya yang sering lupa, kehilangan fokus dan kehilangan arah. Lucas memutuskan untuk memeriksa Valdi dengan benar dulu sebelum berbicara tentang penyakit apa yang mungkin Valdi derita.
“ Kita MRI dan CT Scan dulu ya , supaya lebih pasti dan aku bisa mendiagnosamu dengan benar.” Kata Lucas .
“ Baiklah . Aku sudah minta izin kok setengah hari ini. Biar nanti habis makan siang aja aku baru kembali ke Lab. ” Kata Valdi.
Lucas lalu memencet bel yang terletak di samping mejanya. Lalu suster yang tadi mengantar Valdi, masuk kembali ke ruangan dokter.
“ Iya Dok” Katanya.
“ Tolong siapkan baju untuk Pak Valdi, saya akan melakukan pemeriksaan MRI dan CT scan untuk pak Valdi. ” Kata Lucas kepadanya.
“ Baik dok . Mari pak Valdi , ikut saya ke ruang ganti”.
“ Kamu ikut suster Nia ke ruangan ganti, sekalian nanti kamu akan diantar ke ruangan MRI. Nanti aku tunggu kamu di sana.” Kata Lucas dengan hati berdebar-debar sekarang.
Ya Tuhan, tolong bukan penyakit itu yang terjadi kepada sahabatku ini. Tolong semua yang dia katakan kepadaku tadi , hanya merupakan kejadiaan yang diakibatkan karena stress dengan pekerjaannya . Doa Lucas, berulang kali sambil beranjak menuju ruangan MRI. Tapi dihatinya timbul keraguan yang berusaha ditepisnya. Semua kejadian lupanya Valdi mengarah pada suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Ah… Semoga bukan penyakit itu. Jangan biarkan sahabatku yang pintar, baik dan sungguh penyayang ini terkena penyakit tersebut. Aku tidak sanggup kehilangan dia. Sahabatku satu-satunya yang aku sayangi sejak kami SMA. Tolong aku Tuhan. Tolong jangan penyakit itu yang menimpa sahabatku. Dia masih terlalu muda. Anaknya juga masih kecil dan pasti Nanette akan sangat menderita. Wanita baik itu pasti akan tersiksa dan tak bisa menerima kalau suami tercintanya akan melupakannya segera.
===
Hati Lucas gundah gulana ketika melihat hasil MRI dan CT Scan sahabatnya. Penyakit yang dia takutkan menimpa Valdi, benar terjadi . Sekarang dia mengajak Valdi untuk makan siang dulu, sebelum menjelaskan kepada Valdi tentang diagnosa mengenai penyakitnya.
“ Kita makan dulu ya, Di sebelum aku jelasin diagnosanya.” Kata Lucas mengandeng Valdi menuju kantin.
“ Aku baik-baik saja kan?” Tanya Valdi sambil memandang Lucas dengan matanya yang bersirat galau.
“ Baik-baik saja. Nanti aku jelaskan. Sekarang waktunya makan, kita harus makan dulu. Hasil CT nya akan diantar ke ruanganku nanti setelah jam makan siang. Jadi sekalian aja aku tunjukin hasil CT nya biar kamu lebih jelas.” Kata Lucas mencoba menenangkan sahabatnya. Tapi sebenarnya hatinya juga tidak tenang. Karena dia sudah tahu penyakit Valdi. Sekarang Lucas hanya mencoba mengulur waktu dan berusaha mencari bahasa yang tepat, bagaimana menjelaskan kepada Valdi supaya dia tidak down dan bisa menghadapinya dengan tegar.
Mereka makan sambil berbincang ringan.
“ Gimana perjodohanmu dengan dokter yang psikiater itu?” Tanya Valdi ke Lucas.
“ Aku belum ketemu dia sih.Kami masing-masing masih sibuk. Mamaku yang maksa sebenarnya agar aku dijodohkan dengan psikiater ini, namanya Cynthia. Aku sebenarnya tidak kepingin dijodohkan, aku ingin jatuh cinta sendiri seperti kamu jatuh cinta pada Nanette. ” Kata Lucas.
“ Aku bisa begitu karena Nanette yang mencintai dan berusaha keras mendekati aku duluan. Kalau tidak, aku juga tidak bakalan berani untuk menyatakan cinta padanya . Dari dulu kita berdua ini terlalu sibuk belajar, belajar dan belajar, sampai tidak punya waktu untuk mendekati para gadis. Aku lebih beruntung karena ada Nanette yang mengerti aku. Kalau aku bilang, cobalah ketemu dengan psikiater itu, mana tau, kamu juga bisa jatuh cinta padanya. Kalau ketemu aja kamu nggak mau, gimana jatuh cintanya?” Nasehat Valdi pada sahabatnya itu.
Lucas hanya mengangguk, sekarang bukan saatnya membicarakan tentang dirinya. Ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan, yaitu tentang bagaimana menyampaikan hasil MRI dan CT Scan , Valdi kepada sahabatnya itu . Akankah Valdi bisa menerimanya?
Selesai makan siang, mereka kembali ke ruangan Lucas. Saat itu jam sudah menunjukan pukul 12 lewat 15 . Hanya perlu waktu setengah jam mereka berdua menghabiskan nasi bali kesukaan mereka.
Valdi kembali duduk di depan meja Lucas, dan menatap sahabatnya yang sekarang membuka hasil CT Scan Valdi juga MRI nya .
“ Tolong jelasin ke aku diagnosa kamu. Aku harus segera balik ke labku karena minta izin hanya setengah hari. ” Kata Valdi.
“ Sebelum aku menjelaskan kepadamu. Aku mau kamu berjanji dulu untuk bisa menerimanya dan menghadapi semua yang aku jelaskan ini dengan baik. Kita akan sama-sama mencari cara agar kamu bisa menghadapi semua ini dengan nyaman. Berjanjilah dulu.” Mohon Lucas dengan suara bergetar.
“ Ada apa dengan aku? Kamu kok jadi serius gitu? Emang penyakitku parah? Nggak bisa diobati? Ada tumor ya, di otakku? ”Tanya Valdi dengan hati berdebar.
Kalau hanya tumor masih gampang, Di. Akan bisa dioperasi untuk membuangnya, Ada dokter terkenal asal iran yang praktek di Malaysia, yang sudah mengoperasi berbagai kasus rumit tumor otak dan selalu berhasil. Kalau penyakitmu ini, tidak ada obatnya dan tidak mungkin dilakukan transplatasi otak. Bathin Lucas dalam hati lalu dia menggelengkan kepalanya pelan.
“ Jadi apa dong? Jangan buat aku makin gelisah dong. Luc. Aku janji siap menghadapi semua diagnosa yang akan kamu katakan. Aku akan menghadapinya dengan baik dan berjanji untuk mengikuti semua anjuranmu sebagai dokterku. Hanya aku juga ingin kamu berjanji. Apapun penyakitku nanti, kamu harus merahasiakan dulu dari Nanette . Aku ingin, aku siap menghadapinya dulu, baru aku akan mempersiapkan dirinya. Kamu tahu kan, Nanette itu selalu siap mengorbankan dirinya untukku karena dia sangat mencintai aku. Jadi aku tidak mau, dia terpuruk duluan dan drop karena penyakitku ini. Nanti kasihan Viona . Aku ingin agar semua terkendali dulu, baik kondisiku dan perasaanku , baru aku akan menyampaikan kepadanya.” Kata Valdi dengan suara tenang.
“ Apa nggak lebih baik, aku menyampaikan diagnosaku ini kepada kalian berdua secara bersamaan? Jadi kalian berdua bisa saling menguatkan.” Tanya Lucas pelan, dalam hati dia yakin Valdi akan menolak usulnya. Tapi bagaimanapun Valdi dan Nanette itu sahabatnya jadi seharusnya lebih gampang kalau mereka datang berdua dan Lucas akan menjelaskan tentang penyakit yang tak ada obatnya ini dan memang butuh support dari orang -orang terdekat agar pasien tidak semakin terpuruk, sehingga kondisinya memburuk secara cepat.
“ Tidak usah. Aku makanya sengaja datang hari ini, saat Nanette ikut symposium di KL. Supaya dia tidak perlu tahu dulu. Aku akan mempersiapkan diriku dulu dan aku akan mengusahakan yang terbaik dulu supaya aku membaik sehingga kalau aku benaran membaik,Nanette tidak perlu tahu tentang kandisiku lagi. Aku tidak ingin membuatnya menderita. Sejak menikah dengannya, aku berjanji akan selalu membahagiakannya. Tapi rasanya yang aku lakukan selama lima tahun pernikahan kami, belum cukup membuatnya bahagia. Jadi biarkan aku berusaha dulu dan aku mengharapkan bantuanmu agar tetap membantuku supaya aku bisa sembuh.” Kata Valdi memohon.
Aku mau, aku mau kamu sembuh ! Kalau bisa, aku akan belajar lebih keras lagi , aku akan riset lagi agar bisa menyembuhkanmu. Tapi penyakitmu ini tidak ada obatnya , tidak bisa dioperasi dan aku tidak berdaya. Mau cari dokter ke mana saja, di belahan dunia mana saja. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, dan kita juga tidak bisa memprediksi kapan kamu akan melupakan segalanya.
Karena masing-masing orang berbeda. Jerit Lucas dalam hati.Matanya sekarang sudah berkaca-kaca tanda dia sangat sedih.
“ Aku sakit parah ya Luc, sampai buat kamu se sedih ini?’ Tanya Valdi pelan dengan suara bergetar.
Dan Lucas tidak tahan lagi. Dia menangis sampai terisak-isak dan bahunya berguncang keras.
“ Aku… Aku… Aku sedih Valdi.. Kenapa ini harus terjadi padamu? ” Katanya pelan.
Air mata Valdi turut mengalir, melihat kesedihan sahabatnya. Perasaan Valdi mengatakan, kalau dia sakit sangat berat sehingga tidak bisa disembuhkan, makanya Lucas bisa menangis begitu perih. Lucas sahabatnya yang selalu ada untuknya sejak dia SMA. Bersama mereka belajar keras untuk mencapai cita-cita mereka. Saling mendukung saat ujian masuk perguruan tinggi. Saling menyemangati kala ujian terakhir dan kini setelah mereka sukses dengan karir masing-masing, Valdi menghadapi penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Pasti membuat Lucas sangat sedih. Kenapa dia sebagai dokter terkenal , tidak bisa menyembuhkan sahabatnya sendiri?
“ Ayo dong Luc. Kasih tau aku. Kan kita uda janji akan saling menyemangati bila salah satu dari kita sedang kesusahan. Aku uda janji akan siap menghadapi semua diagnosamu. Melihatmu menangis begitu sedih, aku sudah mempersiapkan diriku. Kalau penyakitku pasti parah. ” Kata Valdi mencoba berkata dengan suara tenangnya, padahal di dalam hatinya, perasaan berdebar-debar begitu terasa, seperti saat maling dikejar oleh polisi.
Lucas menghela nafas panjang sekali untuk meredakan kesedihan di hatinya dan dia menatap Valdi dengan tatapan penuh rasa sayang. Aku harus bisa menghadapinya. Kalau aku juga terpuruk, bagaimana dengan Valdi? Aku sebagai sahabatnya sekaligus dokternya harus kuat agar Valdi bisa lebih kuat lagi. Dan sekarang Lucas berkata dengan suara baritonenya
“ Di, sekarang aku akan berbicara sebagai doktermu. Aku harap kamu mendengarnya dengan seksama.”
Valdi mengangguk mengerti.
“ Dari hasil CT Scan dan MRI mu. Kamu terdiagnosa mengidap penyakit ………..