Dinda mencebik menatap Daniel yang tersenyum miring padanya. Ia sangat muak dengan sosok Daniel sekarang. Entah apa yang membuat Dinda dulu begitu menyukai Daniel, tetapi sekarang ia menyesal. Ia tahu, Daniel sangat licik. "Kamu harus pergi dari sini atau suami aku bakal marah," kata Dinda. "Suami?" Daniel tertawa mencela. "Suami kamu sama sekali nggak berguna. Kamu pikir dia bakal jadi pimpinan perusahaan seperti yang dia bilang?" Daniel maju untuk mengikis jaraknya dengan Dinda. "Aku beritahu kamu, para pemegang saham sangat meragukan kemampuan mas Kevin karena dia cacat. Kamu harus bisa menentukan dengan siapa kamu bersekutu, Din." "Tentu aja itu bukan dengan kamu!" gertak Dinda. "Aku bakal kasih tahu kamu siapa mas Kevin yang sebenarnya," ujar Daniel. Ia memiringkan kepalanya di de