Kevin membantu Yuna keluar dari mobil. Wanita itu terlihat jauh lebih lemah dan sangat pucat. Kevin cemas jika Yuna pingsan di lift atau koridor sendirian. Apalagi ada tas pakaian di belakang. Tentu saja Yuna tak akan bisa membawanya sendiri.
"Aku udah ngerepotin kamu, maaf, Vin." Yuna membuka suara ketika mereka keluar dari lift. "Rumah aku di sana yang paling ujung. Ayo."
Kevin mengangguk. Ia melangkah menuju rumah yang ditunjuk oleh Yuna. Lalu tak lama, ia langsung masuk ke rumah Yuna.
"Kamu duduk dulu, aku buatkan teh," kata Yuna.
Kevin menggeleng pelan. Ia meletakkan tas Yuna di atas sofa. "Aku harus pulang sekarang. Kamu bisa istirahat."
"Vin, aku sendirian di sini. Aku pasti nggak bisa tidur nyenyak, kamu temani aku dulu, ya," pinta Yuna seraya meraih tangan Kevin.
"Maaf. Aku
