20

1700 Words
Saat sedang menemani Ona menonton film di rumah Ona, Oreo pun juga bermain handphone disini. Ia lebih tepatnya sedang melihat chat yang ada di handphonenya. Oreo kembali tersenyum kala di salah satu chat tersebut terdapat chat dari Acha. Ia tak menyangka bahwa dengan hal ini Acha akan lebih banyak mengirim pesan kepadanya. Meskipun chat mereka pembicaraannya tidak jauh-jauh dari membicarakan tentang keadaan Ona. Karena hanya itu saja yang bisa mereka bicarakan. Jika mereka malah membicarakan hal yang lainnya kemungkinan besar malah akan membuat mereka menjadi kehilangan topik pembicaraan karena hal itu pasti akan canggung diantara mereka berdua. Canggung yang pada akhirnya menghasilkan mereka yang berhenti untuk saling mengirim pesan satu dengan yang lainnya. From: Acha • Udah pulang Oreo? Ona gimana keadaanya? Dia baik-baik aja kan? • Dari tadi gua khawatir terus sama keadaan dari Ona. Pertanyaan dari Acha itu memperlihatkan bahwa Acha benar-benar mengkhawatirkan Ona. Oreo tidak kaget dengan hal ini karena ia sudah sangat sering melihat hal yang seperti ini. Acha memang benar-benar perhatian pada Ona, bahkan bisa dibilang Acha menjadi orang terdekat Ona. "Oreo, itu filmnya bagus banget ya." ujar Ona di sela-sela film tersebut. “Ona suka banget sama pemain cowoknya itu.” tambah Ona lagi. "Hmm iya Ona." jawab Oreo yang seadanya saja karena sejujurnya sedari tadi Oreo sama sekali tidak melihat film itu. Bahkan Oreo sedari tadi hanya fokus pada handphonenya saja. Untung saja Ona juga fokus melihat film jadinya ia tidak melihat Oreo yang sebenarnya saat ini tengah mengabaikan dirinya. Ona melanjutkan menonton film lagi sembari memakan es krimnya. “Oreo, menurut Oreo yang cewek itu cantikan yang mana? Yang Irish atau Bilish? Kalau menurut Ona sih yang Irish ya?” tanya Ona lagi. “Iya Ona, gua kuga sama kayak lo.” jawab Oreo yang lagi-lagi matanya hanya fokus ke layar handphone saja. Untung saja Ona masih belum sadar akan hal itu karena jika Ona sudah sadar, maka ia akan marah-marah pada Oreo yang tidak memedulikan dirinya. To: Acha • Aman aja kok Cha, ini Ona udah di rumah Ona sama gua juga. • Dia lagi makan es krim sambil nonton film. Biasa minta ditemenin. • Lagi pula Bang Nathan juga minta gua buat nemenin dia selama Bang Nathan pergi. Jadinya gua disini deh. Besok kayaknya juga ga berangkat gua. • Karena Ona juga pasti ga berangkat dulu, jadinya gua harus nemenin. Oreo pun mengirimkan pesan tersebut ke Acha dan setelahnya ia masih menunggu jawaban dari Acha karena ia yakin bahwa Acha akan menjawab dengan cepat. Ia meyakini hal itu karena sedari tadi mereka saling berbalas pesan dan itu hanya berjarak beberapa menit saja sejak mengirim pesan. Namun ia belum juga mendapatkan balasan pesan dari Acha, padahal ini sudah lewat dari 5 menit. Ia pun masih bepikiran positif dan masih sabar menunggu notif dari Acha juga. Sementara orang yang kini Oreo tunggu untuk membalas pesannya itu saat ini terdiam dengan handphone memperlihatkan pesan terakhir dari Oreo. Berkali-kali Acha membacanya dan berkali-kali itu pula Acha merasakan iri yang luar biasa besarnya. Ya, lagi-lagi ia iri dengan Ona. Ona bisa mendapatkan semua perhatian dari Oreo seakan-akan hidup Oreo hanya untuk memperhatikan Ona saja. Ya meskipun kadang Oreo terlalu keras pada Ona. Namun tetap saja, jika Oreo adalah sebuah barang pasti yang akan dan yang pantas memilikinya hanya Ona saja. Tak hanya dirinya yang berpikiran seperti itu. Ia yakin bahwa semua orang pun juga memiliki pikiran yang sama. Jika melihat Ona dan Oreo sudah bersama. Apalagi semua orang yang memang telah mengenal mereka dari awal dan mengetahu bagaimana Nathan paling mempercayai Oreo dan selalu menitipkan Ona kepada Oreo. Apalagi dengan Ona yang bisa membuat Oreo stay berada di dekatnya seperti saat ini. Mereka berdua ada di rumah Ona karena Nathan meminta Oreo untuk menjaga Ona saat Nathan tidak ada di rumah. Andai Ona itu adalah Acha, pasti Acha akan sangat bahagia karena bisa bersama Oreo. "Pikiranku kenapa sih, udah ga bener deh. Ga boleh Acha, harus lupain Oreo karena selamanya ga akan bisa dapatin Oreo. Ingat Acha, Ona suka sama Oreo dari dulu jadi lo nggak boleh rebut hal itu. Lagi pula juga Oreo sayang banget sama Ona. Nggak mungkin juga buat misahin mereka berdua karena itu impossible." ujar Acha yang sedang menertawakan diri sendiri. Acha sekarang membaca chat lagi chat dari Oreo dan ia akan segera membalasnya karena tadi ia sempat lama terdiam dan memikirkan mengenai dirinya yang iri kepada sahabatnya. Iya kini sudah sadar bahwa daripada mengharapkan hal yang tidak pasti lebih baik dirinya sekarang mencoba untuk melupakan perasaannya kepada Oreo. Iya tahu bahwa perasaan ini sudah lama berada di lubuk hatinya tapi mau bagaimana lagi dipaksa pun juga tidak akan bisa karena takdir Oreo bukan lah dirinya. Mereka berdua memiliki takdir yang berbeda juga. Jalan kisah mereka pun juga tidak akan sama. To: Oreo • Syukur deh kalo Ona udah pulang dan udah bisa melakukan aktivitas kembali. Gua ikut senang dengernya. Jadi Lo masih ada disana ya Oreo? • Kalau gitu lo juga besok ga berangkat ya. Oh ya, gua udah boleh jenguk Ona atau belum ya kira-kira? Gua sama yang lain juga kangen sama Ona. • Kita juga mau minta maaf sama dia atas apa yang telah terjadi kemarin. Acha sudah mengirimkan pesan tersebut kepada Oreo. Setelah mengirimkan pesan tersebut ia pergi keluar untuk membeli snack ringan di supermarket yang ada di dekat rumahnya. Handphone memang sengaja tidak ia bawa karena saat ini handphonenya juga sedang dalam posisi di charger. Maka dari itu ia hanya membawa uang dan badan menuju ke supermarket. Sementara itu Oreo yang sudah di tadi sudah menunggu jawaban dari Acha pun langsung membuka chat balasan dari Acha dengan semangat. Ona sendiri masih belum sadar jika sedari tadi Oreo hanya sibuk sendiri. Ini juga sebenarnya berat buat gue karena kalau gue nggak berangkat besok itu artinya gue nggak bisa ketemu sama Lo Acha. Sedangkan semangat gue semuanya berasal dari Lo. Tapi kalau Ona udah ngebolehin lo sama yang lainnya buat jenguk Ona gue bakalan lebih lega karena gue nggak akan kehilangan semangat gue. Tapi Ona emang nggak bisa ketebak jadi gue harus mastiin nanti setelah film ini selesai karena kalau sekarang gue tanya itu ke Ona pasti moodnya jadi nggak baik. Batin Oreo memikirkan kemungkinan itu. Ia pun membalas kepada Acha bahwa dirinya akan menanyakan terlebih dahulu kepada Ona apa mereka sudah boleh datang menjenguk atau belum. "Oreo, es krim Ona udah habis. Boleh nggak kalau mau makan es krim lagi? Soalnya filmnya juga belum selesai dan Ona juga masih pingin makan es krim. Jadi boleh ya?" tanya Ona sembari melihat cup es krim yang sudah habis. Ia menghabiskan sendiri cup es krim tersebut padahal sangat banyak. "Hmm iya boleh. Terserah Lo aja." Ujar Oreo yang lagi-lagi tak memikirkan Ona dengan jawaban yang diberikan oleh Oreo kepada dirinya. Kali ini barulah Ona sadar bahwa dari tadi jawaban dari Oreo hanya itu-itu saja setiap ia menanyakan sesuatu. Maka dari itu ia pun melirik ke arah Oreo yang ternyata dari tadi fokus kepada handphonenya. Ya penasaran sebenarnya apa yang sedang dilakukan Oreo sehingga fokus ke situ saja. Namun ia juga tidak mau jika nantinya mengganggu privasi dari Oreo. "Dari tadi itu Oreo nggak ngelihat filmnya ya? Kalau gitu mah mending dari tadi Ona lihat sendiri aja. Ngapain juga nonton film berdua tapi yang satunya asik sendiri sama handphonenya." ujar Ona yang kini kesal. Oreo yang sadar bahwa Ona sudah mengetahui dirinya seperti itu pun kini langsung menaruh handphonenya lagi pula ia sudah membalas pesan dari Acha jadinya iya sudah terbebas dari handphonenya. Oreo sedang membujuk Ona agar Ona tidak marah kepadanya lagi. Iya janji kepada Ona bahwa dirinya akan ikut menonton film. Namun Ona sudah keburu bad mood dan akhirnya Ona memutuskan untuk pergi ke kamarnya saja. Melihat Ona pergi ke kamarnya sendiri membuat Oreo menghela nafas panjang dan ia membiarkan hal itu karena ia pikir Ona akan tidur. Jadi ia sekarang tetap disana sendiri. Ona telah masuk ke dalam kamarnya dan sedari tadi ia uring-uringan terus ketika dirinya tentang Oreo yang tidak fokus melihat film yang tadi sedang mereka tonton berdua. Ona hanya kesal saja karena ia merasa tidak dihargai oleh Oreo seharusnya jika Oreo bosan ada di sini lebih baik Oreo pergi saja dari sini tidak usah menemaninya karena ia juga bisa sendiri di sini. Ya meskipun ia sedikit takut tapi di sini banyak orang juga ada bibi ada pak satpam jadi ya tidak benar-benar sendiri jika Oreo pergi meninggalkan dirinya. Seharusnya lebih baik seperti itu saja, lagi pula Oreo juga tidak peduli kepadanya karena ia sudah masuk ke dalam kamarnya sekitar 5 menitan tapi Oreo sama sekali tidak menyusulnya. Itu berarti Oreo memang tidak peduli kepada dirinya. Padahal apa susahnya Oreo tinggal menyusul dirinya ke kamar dan meminta maaf atas apa yang telah terjadi tadi. Namun adalah tetaplah Oreo yang keras kepala jadi dirinya memilih untuk berada di luar. "Kesel banget sih sama Oreo, lihat aja pokoknya besok atau kapan-kapan deh Oreo pasti bakalan sayang sama Ona. Ona akan terus berjuang biar nantinya Oreo bisa dimiliki sama Ona." ujar Ona dengan penuh harap. Karena gabut saat ini ona membuka Instagramnya dan ia pun langsung membuka DM di instagramnya. Ia ingin mengirim pesan kepada Kala karena lagi pula ia juga tidak sedang melakukan apa-apa. Ia tidak bisa mengirim pesan lewat chat karena nomor dari Kala sudah dihapus bahkan diblokir oleh Oreo. Ia sama sekali tidak bisa berpikir mengapa Oreo sampai sebegitunya. Padahal Kala sangat baik kepadanya, ya meskipun pertemuan awal antara Ona dan Kala adalah di salah satu hari tapi tetap aja di mana mereka bertemu bukanlah sebuah masalah karena yang penting adalah kepribadian mereka yang baik. Ona berharap Kala saat ini juga sedang online ia bisa saling berbalas DM dengan Kala. Saat sedang membukanyaiya sangat senang karena ia melihat status dari i********: milik Kala adalah online. Ia langsung menyapa Kala berharap bahwa Kala akan langsung menjawab DM darinya. Biarlah Oreo di luar fokus pada handphonenya dan entah apa yang sedang dilakukan oleh Oreo saat ini Ona sedang tidak akan peduli karena ia juga sedang fokus kepada handphonenya. Jadi menurut Ona ini impas. "Ah akhirnya di balas juga sama Kala. Kala benar-benar nemenin Ona pas lagi gabut dan sepi nih. Emang paling the best deh Kala." ujar Ona yang begitu senang karena Kala langsung menjawab dm darinya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD