Kebiasaan menguping
Pagi ini aku dikejutkan dengan suara tetangga sebelah ku yang terlalu berisik bersama dengan tetangga ku yang lainnya yang asyik menggibah rame-rame dibelakang halaman rumah sebelah, mereka asyik menceritakan ku selalu menjelek-menjelekan ku entah apapun masalahnya aku selalu salah Dimata mereka, padahal aku sendiri tidak tahu apa kesalahan ku.
" Hey tadi malam dia bilang ke suaminya kalau dia itu mau bersedekah loh" padahal hidupnya aja masih susah tapi ngomong sama suaminya sedekah" kata murni tetangga yang berdempetan tetangga yang rumahnya berdempetan dengan rumah ku.
" Lalu apa kata suaminya?" Tanya Mery tetangga yang lebih nyinyir lagi.
" Suaminya bilang gak apa-apa kasih aja sedekah " jawab murni.
" Ha-ha-ha sok banget ya mau sedekah sedekah padahal makan aja masih ngutang" kata Sinta tetangga ku yang selalu iri dengan kehidupan orang yang lebih baik ekonominya.
" Iya gayanya aja selangit mau sedekah, tapi mau makan aja harus ngutang dulu " murni menimpali lagi.
" Dasar orang ga tahu malu ga tahu diri "jawab Yani.
" Ha-ha-ha " mereka tertawa bersama
Aku hanya bisa mengelus d**a ketika melihat dan mendengar sendiri kelakuan tetangga ku yang begitu sibuk menguping pembicaraan ku dengan suamin ku dirumah, bahkan jadi pembicaraan setiap hari bagi mereka yang hobinya menggibah setiap waktu.
Yah mereka seperti itu lah mereka tidak pernah meluangkan waktu senggang nya dengan hal yang baik, selalu saja menghabiskan waktu dengan duduk-duduk, ngumpul-ngumpul ga karuan,,mereka akan istirahat kalau mau mandi, buang air juga kalau tidur malam saja, mau makan pagi makan siang makan malam juga dilakukan sambil ngumpul, sekalipun hujan deras mereka akan tetap ngumpul hanya pindah posisi didalam rumah, dengan suara yang lebih keras lagi, tertawa dengan suara juga keras menggibah, ngerumpi adalah sesuatu yang paling berharga bagi mereka.
" Apa sih kehebatan sedekah? Bukannya untung dapat uang tapi malah rugi ngasih ke orang malahan, apa lagi ngasih ke orang yang ga kita kenal " murni menilai lagi
" Mau makan aja susah malah mau bersedekah,mending untuk makan sendiri aja uangnya " kata Mery
" Iya yah dia hanya pencitraan aja sok mau sedekahan biar di bilang orang baik " kata Sinta lagi
" Setahu ku sedekah itu memang bagus kok, kalau kita tulus melakukannya, tapi aku belum pernah dan belum niat juga untuk melakukannya, sayang rasanya " kata Indira tetangga yang suka ikut-ikutan kalau ngumpul,senangnya diberi tapi ga mau memberi.
Akhirnya mereka semua tiba-tiba diam ketika suami ku gak sengaja keluar dapur untuk cuci tangan di keran belakang, sambil jalan dan mencuci tangan mata suami ku melihat ke arah para ibu yang asyik menggibah lalu mereka tampak malu sendiri karna seenaknya ngomong,, mereka ga tahu suami ku sudah berdiri didekat mereka dan mereka pun akhirnya pura-pura mengalihkan pembicaraan, tapi murni merasa malu ketika suami ku melihatnya karna dia yang memulai pembicaraan.
Terkadang aku pun bingung dengan sikap Dani krlakuan tetangga ku ini terlebih murni entah terbuat dari apa hati dan mulutnya, suka nya selalu menguping pembicaraan orang lain lalu membagikan semua pembicaraan ku dan suami ke orang lain padahal kami tidak pernah usil apa lagi menggangunya.
" Kenapa sih mereka selalu aja ngomongin kita padahal kita ga ada menggangu, apa lagi masalah sedekah bukannya kita ada heboh cerita ke orang-orang kalau kita bersedekah supaya dilihat orang, atau mendapat pujian, kita cuma ngomong berdua aja kan dirumah " aku menyampaikan kekesalan ku pada suami,
" Kita juga gak pernah sibuk duduk ngumpul-ngumpul apa lagi menceritakan kejelekan orang lain seperti mereka tapi mereka lah yang selalu merasa benar dan sibuk ngurusin orang " lirih ku
" Namanya juga orang iri suka mengadu domba, asalkan jangan kita yang seperti itu, karna nanti akan ada karma nya sendiri sayang " nasehat suamiku
" Aku pun juga mendengarnya tadi kaerna memang suara nya cukup kedengaran sampe kedepan, tapi sudah lah karna memang itu sudah tabiatnya terlebih ibunya kemarin tinggal dsini tiga Minggu wataknya juga sama seperti itu, didukung juga watak suami mereka juga semua sama, jadi kita harus kuat tebal telinga " suami ku menjelaskan panjang lebar.
" Mereka terlalu sibuk mengurusi kehidupan orang lain tapi mengurusi akhlak dan pribadi sendiri tidak punya waktu " gumam ku lagi
" Biar itu menjadi urusan mereka dengan Tuhan saja sayang yang penting kita jangan ikut-ikutan seperti mereka " jawab suami ku lagi.
Aku pun akhirnya melanjutkan aktivitas memasak ku kembali sambil menggantungkan pakaian ke jemuran yang sudah ku hanger baju tadi malam, meskipun sangat jengkel dengan kelakuan tetangga yang suka menyindir ketika aku berada djemuran bahkan saat aku didapur dan bolak balik ke teras belakang untuk mencuci sayuran juga ikan dkeran air belakang rumah.
" Kapan-kapan kalau mau sedekah ingat ya jangan pernah ngutang, kalau hidup masih ngutang jangan sok mau sedekah " tiba-tiba Mery menyindir ku dengan nada tinggi
" Hidup kok pencitraan sih " kata Sinta lagi
" Hahahaha " mereka tertawa
Lalu aku pun mendekat ke arah mereka sambil memegang pisau untuk memotong daging,
" Buat kalian semua yang bilang aku suka ngutang, emangnya kalian ga ngutang juga kalau makan ha? Emangnya kalian ga sok bergaya hidup mewah tapi hidup juga masih ngutang ha? Ingat yah aku ga pernah minta makan sama kalian apa lagi ngurusin hidup kalian,, jadi jangan banyak bicara sebelum kalian dapat bogem mentah dari ku juga suami ku ingat itu " aku menumpahkan uneg-uneg ku pada mereka sambil menunjukkan pisau kearah mereka, dan mereka pun terdiam lagi.
Sudah hampir tiga tahun kami tinggal dsini tapi baru kali ini punya tetangga yang kepo begini selalu sibuk ngerumpi dibandingkan urusan yang penting, selalu mencari-cari kesalahan orang lain untuk dijadikan bahan cerita.
*** Keesokan harinya ***
" Kulluk, kuluk, kuluk, kuluk" Mery berteriak dari teras belakang rumahnya memanggil Genk nya untuk ngerumpi,
"Kuluk, kuluk, kuluk," Yani menjawab dari pintu belakang rumahnya jg,
" Ayo-ayo ngumpul lagi kita sudah siap kerjaan ku " kata Mery,
" Ayoookk woyy ngumpul " Sinta keluar dari pintu belakang rumah nya tapi dia baru bangun pagi meski jam sudah pukul 7.
" Ayok ngumpul lagi kita sapa tahu ada cerita seru lagi yang mau dibahas " murni berteriak lagi dari teras belakang rumahnya,
" Cerita apa lagi ?" Tanya Yani dari pintu belakang rumahnya,
" Makanya ayok kita ngumpul duduk dsini cerit kita sama-sama " jawab murni lagi
" Aku belum ngapa-ngapain loh wey, belum masak, belum beres-beres rumah lagi,baru bangun aku " jelas Sinta,
" Ah kau tiap hari nya terus nya bangun siang gak perna bangun pagi, kasihan lihat suami sama anak mu pagi kelaparan belum ada sarapan apa lagi kopi di meja " kata Mery
" Iya betul, entah Napa lah bangun siang terus kau Sinta? Tidur nya kayak orang mati susah di bangun kan " murni menimpali sambil tertawa,
" Entah lah ya aku kok bisa begitu " Sinta merasa bingung.
Sinta memang paling malas bangun diantara mereka semua,, dia juga punya kebiasaan sulit untuk dibangun kan tidur kalau sudah nyenyak, apa lagi kalau suaminya kerja malam terkadang pulang tengah malam kadang juga pulang subuh,, meskipun sudah teriak-teriak, gedor-gedor pintu panggil-panggil namanya termasuk telpon berulang kali tetap tidak bangun,, akhirnya terpaksa suaminya tidur diluar sampe istrinya sinta bangun pagi, membuat suaminya malu dilihat tetangga terkadang di ejekin karna tidur dluar istrinya budek ngorok.
Sinta juga punya kebiasaan kalau suaminya ngomong suka membantah atau melawan, tidak pernah mau terima kalau suaminya menasehati atau mengingatkan selalu saja membantah, itu juga salah satu kebiasaan yang dia tularkan kepada genknya suka melawan suami.
Akhirnya mereka semua sudah lengkap personil ngumpul duduk dbangku halaman belakang rumah murni untuk ngerumpi, Yani Sinta, Mery dan Indira sambil membawa anak- anak mereka duduk disitu dengan cemilan juga makanan masing-masing dan mengambil posisi duduk merek dsitu, Karen posisi rumah kami semua berdempetan memanjang, dapur menghadap dapur masing-masing rumah, bagi yang sudah selesai pekerjaan rumahnya mereka langsung duduk menggibah, tapi yang belum selesai akan sambilan mencuci piring, memasak, bahkan membilas pakaian di teras belakang rumah, karena setiap rumah memiliki keran air dbelakang rumah masing-masing yang bisa dipakai untuk mencuci, menyiram tanaman Bahakan untuk mandi anak juga.
Mereka akan tetap terus ngerumpi dengan volume suara yang sangat besar sekali sambil memasak, mencuci piring, mencuci pakaian di mesin cuci dan membilas pakaian mereka juga sambil makan mulut terus ngomong tidak karuan.
Besok pagi nya aku pergi kewarung depan rumah ku untuk membeli keperluan dapur juga jajanan anak ku kerumah Widya, Widya bertanya pada ku tentang kebisingan juga kelakuan tetangga sebelah rumah juga belakang rumah ku,
" Kak apa gak berisik tetangga gitu sama volume suara genknya murni kalau sudah ngomong kak? Tanya Widya pada ku,
" Amat sangat bising kayak, mau gimana lagi? Bukan cuma mereka aja, kalau lagi dirumah Sama suaminya juga begitu volume suara nya besar sekali dari subuh bangun paagi sampe malam kak kesal banget lah kak" jawab ku panjang lebar,
" Kami pun juga bisa merasakan kak gimana rasanya jadi kakak kalau tinggal bersebelahan rumahnya sama mereka pasti berisik " Widya merasa iba
" Memangnya kedengaran yah kak sampe ke sebelah sini? Tanya ku lagi
" Iya loh KaK kedengaran loh KK apa lagi kalau pintu rumah kami buka kedengaran sampe kesini suara mereka tuh " jawab Widya
" Terus juga mereka kalau datang juga mau menejelek- jelekkan kakak loh "
" Katanya kakak itu sok kaya, sok pamer padahal ga ada apa-apa nya " cerita Widya lagi
"Ah biarin aja lah kak namanya juga orang sirik sibuk ngurusi orang padahal kita semua sama aja lah disini, masih sama-sama kerja dengan orang, kecuali kalau kita tidak tinggal disini dan gak kerja dsini yah bisa di bilang memang kita sudah lebih ekonominya karna kita gak kerja atau gan diatur orang lain lagi " aku pun menjelaskan lagi.
" Iya ya kak aku pun juga mikirnya gitu, tapi yang sabar ya kak orang seperti mereka juga pasti nanti kena batunya " Widya menjawab lagi,
" Iya lah kak, aku pulang dulu ya kak,nanti kalau genknya ada yang melihat kita dibilang gosip lagi hehehe"
" Iya ya kak makasih ya kak " kata Widya
" Sama-sama ya kak" jawab ku.
Aku pun pulang kerumah setelah membeli apa yang aku perlu, dan langsung membereskan nya di dapur,, akupun berfikir heran kenapa ya ada orang mulutnya seperti itu,, sukanya fitnah dan menjelek-jelek kan orang padahal aku tidak sama sekali peduli dengan mereka.