Aku terlalu sibuk menenangkanmu yang mengkhawatirkan aku, lantas malah melupakan bahwasannya mungkin saja kau yang bisa saja berpaling dariku. - Galea Gue cuma bisa natap teduh wajah Alea yang merah. Udah gue bilang berkali-kali buat nggak nangis, tapi kayaknya tetap aja dia nangis semalaman sebelum hari keberangkatan gue. Walaupun gue akuin, wajah merah dia abis nangis itu emang unyu-unyu banget buat diunyel-unyel. Hehe. "Jangan nangis, kamu makin jelek," bujuk gue walaupun dengan selipan ejekan di dalamnya. "Kalau jelek, kenapa suka sama Alea. Suka aja sama Rara sana! Huaaaaa!!" Astaghfirullah! Langsung aja itu mukanya gue bekap ke d**a, buat ngeredam jeritan tiba-tiba dia yang membahana. Orang-orang yang lalu lalang di bandara aja sampai berhenti ditempat gara-gara jeritan Alea.