Mata Nathan terus memperhatikan istri mungilnya itu dengan mata tajam. Seolah sama sekali tidak berminat untuk memperhatikan objek yang lain lagi. Melihat istrinya sedang memasak dengan memegang sebuah pisau di tangannya, membuat darah Nathan seolah mendidih, badannya bahkan sampai berkeringat. Bukan karena marah, tapi pikiran dan kenangan-kenangan buruk terus membayangi kepala Nathan. Nathan menghela napasnya berat mengingat bagaimana lemahnya dia sampai keadaan bisa menjadi seperti ini. ^^Flashback On^^ Nathan kembali dari kantor, berniat menghabiskan waktu istirahat makan siangnya dengan istri tercintanya. Nathang langsung mencari keberadaan istrinya yang tidak menyambut kepulangannya. "Mana Febi?" tanya Nathan pada Bibi dengan wajah datarnya. "Nyonya di taman belakang, Tua