Nathan mengusap rambut gadis- eh, maksud Nathan, istrinya dengan lembut. Febi benar-benar kelelahan setelah serangan paripurna Nathan. Antara marah, rindu dan ingin adalah alasan mendasar Nathan yang tiba-tiba menjadi membabi buta. Nathan tersenyum kecil, setidaknya ia sudah bisa memastikan jika istri mungilnya ini tidak akan bisa pemotretan untuk beberapa hari ke depan karena tanda merah yang terukir manis pada bahu, leher, dan pahanya. "Diem di rumah aja kamu kalau gini, tentram aku jadinya," bisik Nathan mencium gemas pipi Febi yang tidur dengan nyenyak karena kelelahan. --- Nathan menghelas napasnya berat menatap koper di hadapannya. Pagi ini, Nathan mendadak harus menangani kerja sama dengan investor di Jepang. Keinginannya untuk mengajak istrinya ikut serta harus kandas