"Ba-pak, a-ku ...." Akhirnya aku berkata setelah sekian lama diam menimbang-nimbang, sebaiknya aku meminta maaf saja daripada terus canggung begini. Pak Adam menoleh dan aku nyengir kecil, tanganku bergerak menggaruk rambut yang tak gatal. Aku benar-benar salah tingkah. Pak Adam menggelengkan kepala karena aku hanya diam saja, ia kembali menatap lurus ke depan. Mobil berhenti karena macet di lampu merah dekat PGC. Seperti biasa setiap jam kantor selalu saja jalanan begitu padat kendaraan. Aku berdeham kecil, Pak Adam kembali menoleh, memandangku. Aku menarik napas panjang dan dalam. Akhirnya berkata dengan jantung berdetak kencang, "Aku minta maaf yang barusan, Pak. Aku bicara seperti tadi itu karena kesal digodain sama Rini terus. Aku bicara seperti tadi bukan berarti bapak buruk gak