"Ila kamu benar-benar berubah!" kata Bang Rivan, ia menyentak napas keras, menatapku tajam. Alih-alih takut, yang kulakukan adalah tersenyum. "Kebalik gak, tuh? Yang selingkuh siapa, yang bilang aku berubah juga siapa. Sejinak-jinaknya kucing, dia akan cakar Abang kalau Abang memasukkannya ke air es." Bang Rivan menghela napas panjang dan dalam, tampak begitu emosi. Aku menoleh ke belakang, mendapati Rifani yang tampak begitu kesal. "Kamu benar-benar membuat Abang kecewa. Kamu dulu begitu pemaaf dan menyayangi Abang, begitu lembut tutur katamu, tapi sekarang kamu benar-benar berubah. Membuat Abang jadi tidak respek padamu lagi," katanya, kini ia mulai mengemudi pelan. Jalanan begitu padat oleh kendaraan roda dua dan empat. Aku menoleh memandang Bang Rivan, menggeleng-gelengkan kepala d