Pembalasan

1112 Words

Kaki Vivi terus melangkah, menyusuri ruang demi ruang untuk mencapai dapur. Rumah Nadia memang cukup luas dan sepi membuat Vivi sedikit ciut. Di temani penerangan yang sedikit redup, Vivi ketar-ketir berjalannya. Jika saja tenggorokannya seperti tidak tercekik, Vivi tidak akan mau turun tadi. "Ish, tahu gini aku tahan minum saja sampai pagi." Gumam Vivi dengan malas. Matanya langsung berbinar tatkala ruang dapur sudah di depan mata, dengan cepat menghampiri kulkas dan mengambil air. Meneguknya. "Akhh! Leganya." Ujar Vivi ketika kerongkongan nya terasa normal kembali. Namun Vivi kembali merinding ketika matanya mengedar, menatap ruang dapur yang ternyata lebih redup. Benda-benda disana ia perhatikan dengan lekat, takut ada yang terbang. Bisa saja kan? Vivi memang penakut, dan memiliki s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD