Daisha meletakkan kembali cangkir teh hijau di atas meja. Puas membuat dua perempuan di depannya penasaran dengan bantuan yang belum ia sebutkan. Hatinya bersorak begitu membayangkan respons Hanania serta Arafan nanti. Pintu apartemen terbuka dari luar. Seseorang menekan pin untuk memasukinya. Darya datang dengan dua kantong belanja berisi makanan ringan disertai Arafan dan Hanania yang kebetulan sampai di waktu yang sama. “Ada tamu,” ucap Darya begitu kakinya menyentuh lantai dalam. Ia menengok ke belakang, sedikit menanti langkah Arafan serta Hanania yang lambat. Darya pun memilih metakkan terlebih dahulu kantong belanja itu. “Suami saya,” ujar Hening memperkenalkan Darya. Ia menyerahkan Hira pada Andara lalu berjalan ke dapur untuk menyambut suaminya. “Aaaa, begitu.” Daisha melempar