36. Sendiri

2234 Words

    Satu lorong menyimpan dua tatapan saling menghakimi. Yoanna membiarkan air matanya terus mengalir dan ia rutin menekan dadanya yang terasa sesak.     "Aku mau melakukan tes DNA, kasih bukti untuk diri aku sendiri kalau aku ini normal." ucap Jee bangkit lalu berusaha menggapai tangan Yoanna, namun dengan kemarahan yang terkumpul Yoanna melerai tangan Jee.     "Ada yang lebih penting daripada tes DNA," Yoanna mendongak dengan pandangan jengah. "Kamu nggak mau selesai in pesta kamu? Mubazir 'kan?"     Jee membanting tatapannya ke arah lain. Ia tidak tahu harus memulai perbincangan ini dari sisi mana, karena Jee takut Yoanna tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang terjadi. Bukan percuma tapi Jee hanya tidak ingin mendengar jika apa yang akan ia katakan adalah sebuah alasan.     

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD