“Aku memang tidak mencintainya. Tapi itu bukan berarti aku tidak peduli padanya! Aku tidak akan diam saja saat kau menghancurkan hidup Angel. Aku tidak akan membiarkan lelaki b***t sepertimu lari dari tanggung ja-” “ARTHUR, STOP! AKU MOHON STOP!!!” Teriakan nyaring itu berhasil menghentikan ucapanku. Sontak aku, Ridho dan Max menoleh ke arah sumber datangnya suara. Pintu ruangan Max yang tadinya tertutup kini sudah kembali terbuka. Di sana, tampak Angel dengan wajah merah padam berdiri menatap kami garang. Aku bingung, kenapa Angel bisa berada di sini. Padahal, bukankah seharusnya ia tidak tahu jika aku ada di sini? Apakah itu artinya kedatangannya kali ini untuk bertemu dengan Max? “Wah, pemeran utama wanita kita sudah datang rupanya,” ujar Max memecah keheningan. Angel