Aku tak hentinya mengawasi wanita yang kini terbaring di atas brangkar rumah sakit.
Angel. Seperti yang aku katakan sebelumnya. Meski ia bukan lagi calon istriku, tapi aku tidak bisa melepaskan tanggung jawabku begitu saja padanya.
Dan di sini lah aku sekarang. Menungguinya yang masih tak sadarkan diri di rumah sakit.
Selain apa yang Ridho katakan padaku tadi, ada hal lain yang cukup membuatku terkejut. Dan aku ingin segera mendengar penjelasannya langsung dari Angel ketika ia bangun nanti.
Dan penantianku setelah lebih dari dua jam pun menampakkan hasil. Angel mulai menggerak-gerakkan matanya, hingga perlahan kulihat kelopak mata itu mulai terbuka.
Wanita itu meringis. Tampaknya ia merasakan sesuatu yang sakit atau tidak nyaman pada tubuhnya.
"Arthur?" kagetnya.
Aku hanya memasang
