Perhatian Wilson Terhadap Chris dan Viyone

857 Words
Wilson menarik Chris yang berdiri lebih dekat ke arahnya, kedua tangannya merangkul pundak bocah itu dengan penuh kelembutan. "Ada apa dengan mamamu?" tanyanya penuh perhatian. Chris menunduk sedih, matanya berkaca-kaca. "Mama keguguran, dan sekarang masih dirawat di rumah sakit," jawabnya dengan suara lirih. Wilson mengelus kepala Chris dengan lembut, berusaha menenangkannya. "Paman akan mengantarmu ke rumah sakit. Tapi, kamu harus makan dulu!" ujarnya sambil tersenyum untuk memberi semangat. Sementara, Vic yang menyaksikan adegan itu merasa ada sesuatu yang janggal. Dalam hatinya, dia bergumam penuh curiga, "Hm...kenapa papa begitu baik padanya? Apakah dia adalah anak papa? Jangan-jangan papa selingkuh?" Vic melirik tajam pada ayahnya, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Chris menggeleng pelan, menolak tawaran Wilson. "Paman, Aku belum lapar. Aku harus segera kembali ke rumah sakit. Agar mama tidak mencemaskan keadaanku," ujarnya dengan nada tegas namun tetap sopan. "Aku pergi dulu, Permisi. Sampai jumpa, Paman," ucap Chris sambil menunduk hormat. Anak itu langsung berlari keluar dari sana. Ia tidak ingin ada yang tahu keberadaan ibunya. Wilson mengikuti langkah Chris dan meninggalkan jamuan itu. Suasana di ruang pertemuan tempat para bos mafia berkumpul tiba-tiba menjadi hening. Mereka saling bertukar pandang dengan ekspresi kebingungan, tak menyangka Ketua Wilson yang mereka kenal akan terpengaruh oleh seorang anak kecil. Beberapa dari mereka berbisik-bisik. "Apa hubungan anak itu dengan Ketua Wilson?" tanya salah satu bos mafia. "Apakah kita ditinggalkan demi anak kecil itu?" gumam bos mafia lainnya. "Maaf, bos hanya mencemaskan anak itu. Oleh sebab itu beliau mengejarnya," ucap Elvis kepada semua ketua mafia di sana dan kemudian bergegas menyusul ketuanya itu. Sementara itu, Nick, salah satu anggota kepercayaan Wilson, bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti langkah Wilson. Di luar ruangan, Chris berlari cepat mencoba meloloskan diri dari pandangan mereka, namun tak lama kemudian Wilson berhasil menghentikannya. "Kenapa kamu harus lari? Paman bisa mengantarmu ke sana," ujar Wilson dengan nada lembut yang jarang sekali terdengar dari mulut seorang bos mafia. Chris menatap Wilson dengan tatapan ragu, bingung akan niat baik yang tiba-tiba ditunjukkan pria yang dia tidak kenal. "Terima kasih, Paman. Aku akan pergi sendiri. Mama tidak suka ada orang asing yang bersamaku. Jadi, biarkan aku pergi sendiri," ucap Chris. Wilson tersenyum dan kemudian memberi kartu nama kepada anak itu," Ambil kartu nama ini. Kalau ada apa-apa, jangan ragu menghubungi paman!" pesan Wilson yang penuh perhatian. "Terima kasih, Paman!" ucap Chris yang kemudian beranjak dari sana. Setelah anak itu pergi, Nick menghampiri bosnya. "Bos, Apakah dia adalah tuan muda pertama?" tanya Nick. "Betul katamu! Dia sangat mirip denganku, kan?" tanya Wilson dengan senyum. "Mirip sekali, Aku rasa semua orang yang hadir malam ini pasti sudah bisa menebak siapa dia," jawab Nick sambil melihat Chris yang melangkah semakin jauh. "Selidiki apa yang terjadi pada keluarganya! Aku akan pergi ikuti anak itu," perintah Wilson. "Bos, bagaimana dengan mereka?" tanya Nick. "Tidak ada yang lebih penting dari putraku yang malang ini," jawab Wilson yang melepaskan dasinya." Minta Luis antar Vic pulang!" perintahnya yang kemudian mengikuti Chris dari belakang. *** Viyone membuka laptop milik Chris, anaknya yang baru berusia 5 tahun, dengan hati-hati. Matanya membesar ketika melihat galeri foto yang penuh dengan hasil editan Chris. Ia terkejut, bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil telah menguasai teknik mengedit foto dan menjualnya di sebuah website. Air mata mulai menggenang di sudut matanya saat melihat karya putranya. "Ternyata selama ini, Chris mengedit foto dan menjualnya di website. Sejak kapan dia mengerti tentang cara cari uang?" gumam Viyone dengan suara lirih. Viyone kemudian membuka kotak pesan Chris di laptopnya. Ia menemukan percakapan antara Chris dan Wilson, seorang pembeli yang membeli banyak hasil karya Chris. Dari percakapan tersebut, Viyone mendapati bahwa Chris sedang mengumpulkan uang untuk membantu biaya pengobatan ibunya yang masih dalam proses penyembuhan. Viyone menangis semakin deras, campuran perasaan haru dan sedih menyelimuti hatinya. Chris, putra kecilnya, telah menunjukkan keberaniannya untuk menghadapi masalah dan berusaha keras demi kebahagiaan ibunya. Ia merasa bangga dan terharu dengan usaha Chris yang luar biasa. "Anakku yang pintar, kamu sudah bisa mandiri walaupun masih kecil," ucap Viyone dengan isak tangis. "Chris, Mama berjanji demi kamu. Mama tidak akan terpuruk lagi. Tanpa Jeff, mama masih memilikimu," gumam Viyone. Tidak lama kemudian Chris kembali dan membuka pintu, Klek!" "Mama, Aku membelikan makanan kesukaan Mama," seru Chris yang berdiri di pintu sambil menunjukan makanan yang dia beli. Viyone tersenyum melihat putranya itu, "Chris, Kamu kemana saja?" tanyanya. "Aku keluar jalan-jalan sebentar, dan mencari makanan. Mama sudah lama tinggal di rumah sakit. Jadi, Mama harus banyak makan untuk memulihkan tenaga," jawab Chris yang meletakan makanan itu di atas meja "Chris, Apakah kamu menjual foto di website demi biaya pengobatan mama?" tanya Viyone. Chris terdiam dan menatap ibunya. Viyone menyentuh wajah putranya dan berkata," Kamu tidak perlu melakukan itu, Mama masih ada simpanan." "Mama, Aku adalah anak laki-laki. Sekarang aku bisa menjaga dan melindungi Mama. Maaf, selama ini aku belum pernah memberitahu yang sebenarnya," ucap Chris. Wilson yang berdiri di luar telah mendengar pembicaran Viyone dan Chris. "Rupanya penjual foto yang berlogo V adalah Chris. Anak ini walau baru lima tahun sudah bisa menghasilkan uang demi ibunya. Viyone Florencia, jika aku tahu akan begini. Saat itu aku seharusnya mengagalkan pernikahan mu dan pria b******k itu," gumam Wilson.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD