jangan berani macam-macam kamu, Mbak!

1045 Words
Serkan meremas setir kemudinya dengan kuat. Bahkan membuat buku-buku jarinya terlihat pucat saat ini karena tak di aliri oleh darah. Secepat kilat ia yang baru selesai mandi, menenangkan, dan menjelaskan pada Ella sejelas mungkin tentang pesan itu, Serkan langsung melesat keluar rumah, setelah Ella percaya padanya, sekali lagi, ah bahkan berkali-kali dengan memboohongi Ella. Ada hal yang penting yang terjadi di pabrik, dan ia harus segera ke sana. Padahal ia keluar rumah ingin pergi ke rumah jalang itu, yang terpaksa Serkan jadikan rahimnya untuk menampung anaknya. Ya, Sharon. Sharon adalah wanita yang sudah Serkan sewa rahimnya. Wanita itu sudah pernah melahirkan anak laki-laki, kan. Besar kemungkinan wanita itu akan melahirkan bayi laki-laki lagi, kan? Intinya Sharon adalah wanita yang akan menjadi kelinci bahan percobaan Serkan untuk mendapatkan anak laki-laki untuk dirinya, dan untung menyenangkan almarhum papanya yang sudah ada di atas surga sana. Walau... Walau Serkan tau, itu akan membuat isterinya Ella hancur, dan terluka. Tapi, rasa cinta Serkan pada Ella, lebih cinta , dan sayang pada almarhum papanya yang sudah membesarkannya susah payah selama ini. Membuat Serkan harus tega pada Ella isterinya. Isteri yang sangat di cintai oleh Serkan. Serkan sudah capek, dan lelah menunggu. Nggak ada yang tau umur seseorang kan? Bisa saja ia mati kan dalam waktu cepat? Dan ia belum sempat mengabulkan apa yang menjadi permintaan terakhir papanya untuk kebaikan dirinya sendiri. Membuat Serkan bergerak cepat. Bukan papapnya saja yang gila akan anak laki-laki. Tapi dirinya juga, mengharap bahkan sedari ia berumur sepuluh tahun, sejak dua jalang itu pergi meninggalkan dirinya dengan sang papa tanpa hati, dan perasaan. Tadi, andai... andai ia bodoh, dan kehabisan akal , mungkin Ella akan pergi meninggalkak dirinya, belum saatnya wanita itu pergi. Ia baru melahirkan. Untung saja otak pintarnya dengan cepat merangkai kebohongan untuk meyakinkan Ella. Mengatakan kalau pembatu yang ia bawa tadi adalah pembantu yang di carikan oleh Sharon. Serkan tau jelas, isterinya Ella tidak ingin pembantu yang bekerja di rumah tangga mereka wanita yang masih muda, itu tidak baik untuk rumah tangga mereka, dan Ella juga tidak ingin pembantu yang usianya terlalu tua, kasihan. Mendapatkan pembantu sesuai keinginnan Ella susah, dan Sharon lah yang mendapatkannya. Dan, ya... Ella langsung percaya begitu saja. Dan Serkan memohon ampun pada isterinya untuk hal itu, dan untuk hal jahat lainnya yang ia lakukan di belakang Ella belakangan ini. Serkan menolehkan kepalanya kearah jendela mobilnya yang tertutup rapat, di saat ada seseorng yang mengetuk pintu mobilnya di luar sana. Shit! Tukang parkir. Ia menghalangi jalan orang, Serkan tanpa membuka jendela mobilnya, dan menyahut laki-laki itu segera memarkirkan mobilnya. Serkan ingin membeli makanan, dan camilan untuk anaknya Hanin, sekaligus untuk Ella. Serkan... Serkan akan memanjakan mereka, sebelum... sebelum meraka terdepak dari hidupnya. Terdepak hanya untuk sesaat saja! Oke, hanya sesaat saja!, sampai luka hati Ella sembuh, karena ia akan memiliki anak dari rahim wanita lain. Setelah itu, Ella akan kembali ke dalam dekapannya! ***** Ella menatap dengan tatapan tajam jalan raya di depan rumah Sharon yang sepi. Tidak ada mobil suaminya. Yup, Ella hatinya merasa risau di dalam sana. Padahal ia tidak boleh banyak bergerak, tapi dengan anak bayi yang ada dalam gendongannya saat ini, menitipkan Hanin pada pembantu yang baru bekerja tadi, Ella nekat membututi mobil suaminya diam-diam. Tapi dengan sialannya, ia, dan supirnya malah kehilangan jejak suaminya. Dan Ella, hati kecil wanita itu menyuruh agar ia datang ke rumah Sharon. Tapi, saat ini ia tak mendapati apa-apa. Tidak ada mobil suaminya yang terpakir. Seperti yang ia harapkan. Andai ada mobil suaminya, Ella... Ella tidak akan main-main. Ella akan langsung menggugat suaminya. Karena suaminya sangat keterlalun. Ia bukan wanita mandul, tapi kenapa suaminya ingin melakukan hal gila itu? Serkan tak menghargainya, tak percaya padanya sedikit'pun sebagai seorang suami, dan isterinya. Demi Tuhan, ia sudah melahirkan bahkan tiga anak untuk laki-laki itu. Laki-laki yang sangat di cintainya. Tapi, nggak mungkin kan, walau ia mencintai suaminya, ia bertahan di sisi laki-laki itu yang membagi air spermanya dengan wanita lain, tidur dengan wanita lain, dan memiliki anak dengan wanita lain. Itu menyakitkan, dan Ella tidak ingin larut dalam rasa sakit itu lagi, cukup dulu ia tersakiti begitu dalamnya oleh keluarganya sendiri. "Pak buka pintunya,"Ucap Ella cepat di saat ia melihat sharon yang melangkah kelur dari rumah minimalisnya di depan sana. Shit! Pagar setengah d**a Sharon terbuka, dan tak di kunci. Ella tak melihat itu tadi, matanya hanya fokus melihat keberadaan mobil suaminya. Wajah Ella memerah, hatinya sakit di dalam sana. Bisa saja kan, suaminya datang ke sini tadi, tapi sudah pergi. "Saya keluar, ya pak. Tunggu saya sebentar."Ucap Ella pelan, dan langsung keluar tanpa menunggu jawaban, dan larangan supirnya. Agar ia jangan banyak bergerak dulu, bahkan membawa keluar seorang bayi yang baru umur dua minggu. Tapi, apa kuasa Hasan? Dia hanya supir. "Tunggu Mbak Sharon!"Teriak Ella tertahan di saat Ella melihat tangan Sharon yang ingin mengunci pagarnya. Sharon terlihat sangat terkejut. Rasa curiga Ella semakin melambug tinggi. Ella melangkah dengan elegant walau tubuhnya yang masih berisi karena baru melahirkan hanya mengenakan daster tipis rumahan saat ini. Ella bahkan dalam diam, membuka pintu pagar Sharon. Sharon masih membeku di tempatnya. Dan tanpa Sharon duga, PLAK! satu tamparan kuat di layangkan oleh Ella di pipi bekas tamparan Serkan tadi, Sharon semakin terkejut, dan merasa marah karena di tampar oleh seorang bocah kampung yang sudah merenggut laki-lakinya, Serkan. "Jangan pernah macam-macam dengan suamiku. Dalam hidupnya dia sangat membenci seluruh wanita yang ada di dunia ini. Kau tau? Bahkan kedua anak perempuanya saja tidak di sukai oleh suamiku. Apalagi kamu? Hanya aku yang di sukai oleh suamiku di dunia ini. Jadi, tolong kamu urungkan niatmu yang selama ini diam-diam ingin menarik perhatian, dan ingin merebut Mas Serkan dariku. Dia laki-laki yang menyeramkan. Kalau kamu mau tau, sebelum kamu nantinya menyesal, Mbak Sharon."Desis Ella dengan nada serius, dan raut wajah sungguh-sungguhnya. Dan tanpa kata atau kata pamit, Ella membalikkan badannya, melangkah tergesa menuju mobil karena anak bayinya yang ada dalam gendongannya merengek kecil saat ini. Ampuni aku Tuhan.... Tamparan tadi, untuk menebus sakit hatinya karena pesan Sharon ke ponsel suaminya yang terasa janggal untuk ia baca, yang membuat ia curiga setengah mati pada Sharon dan suaminya. Dan membuat ia sesak nafas sejak tadi hingga detik ini. Ella tidak ingin jadi wanita lemah seperti ibunya, di bodohi, dan di sakiti oleh bapak brengseknya dulu! Tidak mau! tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD