"Oh oke," ucap Juan dengan memberikan kode oke di jari tangannya untuk gadis yang baru saja menabraknya.
Dia berusaha untuk tetap santai agar tidak kentara kegugupannya di depan gadis yang sedang di intainya.
Cecil tidak ambil pusing. Dan tidak terlalu memperhatikan bagaimana pola tingkah laku pria itu.
Jika sudah oke, berarti damai. Lain hal jika pria tadi mengajaknya ribut maka dia akan lawan juga.
"Hufff, aku hampir sesak napas karena takut dia kenali," ucap Juan melihat punggung gadis yang menghilang di belokan.
Juan juga melanjutkan langkahnya. Berjalan menuju pintu keluar dan menyebrang jalan. Dia hendak membeli beberapa botol air dan juga cemilan. Mungkin butuh soda atau bir juga.
Seandainya mereka bisa berinteraksi dengan baik. Juan akan mengajak gadis itu untuk minum bersama di malam tahun baru ini.
Juan memilih beberapa cemilan dan soda lalu kembali ke hotel. Sebelum masuk ke dalam kamarnya dia menoleh ke arah pintu kamar Cecil yang tertutup rapat.
"Happy new year Cecilia Arta Pujantara," gumamnya lalu masuk ke dalam kamarnya.
****
Juan duduk di kursi balkon menikmati cemilan sambil mendengar musik. Sudah hampir pagi dan dia memutuskan untuk tidak tidur. Sama seperti natal kemarin, tahun baru ini juga akan di lewati seorang diri.
Sejujurnya, Juan sedikit merindukan suasana kebersamaan keluarga. Tapi mengingat betapa tidak berharganya dia di mata mamanya maka dia memilih menghilang saja.
Menutup semua akses yang bisa mengetahui keberadaannya.
Juan benar-benar membuang diri sendiri dari keluarga Sudarto. Mulai hidup dengan usahanya sendiri. Bahkan saat pergi, dia meninggalkan semua yang dia dapat dari orang tuanya.
Juan menutup mata, memutar semua kenangan bersama orang tuanya.
"Kalia sangat kejam memang," gumamnya tanpa ekspresi.
Sementara Cecil di dalam kamarnya masih berselancar di media sosial dengan aku baru miliknya. Mencari nama kakaknya dan kepo kemana sih keluarganya itu pergi di akhir tahun?
Ada sedikit kemarahan di hatinya karena membayangkan keluarga itu bahagia tanpa dirinya.
Jika sampai itu terjadi, fix. Mama papanya memang benar tidak sayang padanya.
Lelah mencari tidak ada postingan liburan keluarga dari akun kedua kakaknya itu.
"Ternyata kalian setia," ucapnya dengan senyum di bibirnya.
Saat ada kesempatan buka sosmed seperti sekarang Cecil juga tidak lupa mengintip kegiatan geng suka-suka miliknya.
Cecil hendak menangis karena poto terakhir yang di unggah Ambar adalah poto kebersamaan gengnya.
Captionnya happy new year.
"Maafin gue teman-teman. Untuk sementara kita berpisah. Gue yakin kita bakalan ketemu lagi. So, jangan lupain gue yah sobat," ucap Cecil seraya menghapus air matanya.
Dia sadar bahwa dirinya sudah jahat pada teman-temannya itu. Seharusnya ke mereka dia mengeluh seperti yang sudah dia lakukan selama ini. Harusnya teman-temannya itulah yang menjadi tempat pelarian kala dia di kecewakan.
Jika saja tidak memikirkan citra temannya di depan papanya, Cecil.memilih pergi ke rumah Ambar. Tapi dia berpikir sebelum memutuskan. Ambar akan semakin di nilai minus dan akan selalu di anggap pembawa pengaruh buruk buat Cecil.
Cecil bangkit berdiri dan membuka pintu balkon membuat tetangga yang sedang duduk itu segera menggeser tubuhnya ke balik tembok guna menghindari dari Cecil. Sekaligus ingin mengintai gadis bau kencur itu.
"Happy new year pa, ma, abang, nenek. Happy new year teman-teman.. Hope we all in good situation for where we are,"
Cecil sedikit berteriak lalu menoleh kanan kiri memastikan tetangga tidak ter ganggu.
"Aman," ucapnya lega.
Orang yang di takutkan nya terganggu ternyata sedang bersembunyi dan sedang menertawakan Cecil.
Cecil menutup mata seraya merasakan hembusan angin laut yang sejuk melewati tubuhnya. Dia sedang merenungi segala dosa satu tahun ini.
Akhir tahun biasanya akan ada acara mengucapkan refleksi diri sendiri selama satu tahun.
"Maafin Cecil karena pergi. Cecil kecewa sama mama karena tidak percaya pada Cecil," Gumam Cecil.
"Aku kecewa karena Ambar yang lebih tahu semua hal tentangku,"
Itu adalah fakta. Ketika dia haid pertama yang menjadi teman curhatnya adalah gengnya walau baru kenal di sekolah lanjutan.
Ketika hendak membeli dalaman dia harus konsultasi dulu pada teman-temannya bukan ibunya.
"Mama tahu, Ambar bisa menjagaku lebih dari yang mama bisa. I love you."