Cecil berdiri menunduk persis kayak anak anjing yang sedang di marahi pemiliknya. Di hadapannya berdiri seorang Dosen yang belum pernah dia lihat. Dari penglihatan Cecil sekilas saat dia mendongak tadi, dia langsung bisa menebak kalau dosen ini pasti masih lajang karena wajahnya masih bersih polos tanpa noda kerutan kurang tidur. "Anjir, gantengnya puol," gumamnya sangat pelan. "Wangi lagi, tapi kayak pernah nyium baunya," lanjutnya sambil mengendus-enduskan hidungnya. Dia hampir berubah jadi anjing pelacak dan ingin menempelkan hidungnya di d**a dosen itu. "Ulangi apa kata-kata kamu yang tadi!" ucap sang dosen dengan dingin. "Maaf, Pak." "Bukan yang itu!" Cecil mendongak dan mengerutkan alisnya. Dia menatap dosen itu dan bertanya, "Terus yang mana?" Matanya bulat dan sengaja di