Safia meringkuk di bawah selimut tebal. Wanita itu baru saja meminum obatnya yang diperoleh dari dokter tadi siang. Kania sudah meninggalkan rumah sejak sore tadi dengan menaiki grab. Untungnya Kania sudah membelikan apa saja yang dibutuhkan Safia sebelum ia pergi meninggalkan sahabatnya itu. Termasuk membelikan makanan, camilan, serta minuman. Seolah Kania sudah memiliki firasat bahwa Safia tak akan ada yang mengurusnya setelah dia tinggal pulang. Dan benar saja. Sudah pukul sembilan malam, Arya belum kembali ke rumah. Safia tidak terlalu peduli karena merasakan pusing di kepalanya saja sudah sangat menyiksa. Ditambah omelan Bu Neni yang terdengar hingga ke dalam kamar, Safia acuhkan. Seharian ini Safia sama sekali tidak keluar kamar. Karena hari pun beranjak malam, perlahan rasa kantu