18. Panas Hati

1161 Words

Safia menghela napasnya. Lalu keluar kamar untuk berpamitan pada mertuanya. "Ma, saya berangkat kerja dulu." Bu Neni hanya menjawab dengan gumaman. Tapi lain dengan Alya yang menatap tidak suka pada sosok Safia. Wanita itu masih dendam dengan Safia yang membuat masalah padahal hanya meminta tolong menjemput Chika. Gara-gara Safia, alhasil Alya harus kena marah dari suaminya. Kekesalan Alya langsung muncul ketika melihat wajah polos Safia. Arya melirik sekilas pada istrinya yang meninggalkan meja makan. Mendengus kesal entah karena apa, pria itu menghabiskan kopinya lalu beranjak berdiri. "Aku berangkat dulu." "Tidak sarapan dulu kamu?" "Tidak, Ma. Nanti saja aku makan di kantor." "Hati-hati di jalan." Arya mengangguk. Meninggalkan ruang makan untuk menyusul Safia. Istrinya itu terli

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD