Ratih keluar dari bangsal dan menghela napas panjang. Sebenarnya ia sudah menduga akan seperti ini akibatnya, tetapi ketika benar-benar terjadi, hatinya masih terasa sangat tidak enak. Amir berkata, "Kamu tidak perlu terlalu bersedih. Aku akan membujuknya untuk memaafkanmu." “Terima kasih.” Ratih memaksakan senyum pahit. Amir menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa pun. Ratih teringat bahwa dialah yang membawanya ke sini dan Helian begitu marah. Dia tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Apakah Helian akan menyalahkanmu?” "Tidak apa-apa, dia tidak akan menyalahkanku," kata Amir. Ratih menghela napas, "Situasimu juga rumit. Dia memiliki temperamen yang buruk, bagaimana mungkin dia tidak menyalahkanmu?" "Entah kau percaya atau tidak, dia tetap sangat baik padaku," k