When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Adimas dan Delisa menatap pria di depannya dengan tatapan tak percaya. Setelah sekian lama, mereka dipertemukan kembali. “Siapa, ya?” Adimas yang merasa pernah kenal tapi lupa dengan pria ini bertanya tanpa beban membuat lelaki itu mendesah kecewa. Ternyata mudah sekali orang kaya melupakan seseorang. “Mas Arfa, kenapa bisa ada di sini? apa kabarnya?” Lelaki itu langsung tersenyum lebar kala wanita yang pernah ditolong masih mengingatnya. Bukan ia ingin mengingat-ingat kebaikan yang pernah dilakukan, melainkan wanita yang sempat membuat hatinya berdesir ini masih menginat namanya. Sementara Adimas menatap tak suka pada pria itu terlebih setelah mengingat siapa dirinya. Lelaki yang pernah membuatnya cemburu berakhir pada pertengkaran tak jelas.