Bab 12. (Penawaran Janus)

1050 Words
Setelah Janus menyerap 5 Jenderal Jupiter. Awalnya ia ingin langsung ke Bulan mencari Jailan. Akan tetapi ia melihat cahaya-cahaya jelmaan dari para penyihir Merkurius, Venus dan Mars yang berasal dari dimensi tingkat tiga melewati asteroid tempatnya berada, dengan kecepatan tinggi. Janus pun mengikuti para penyihir itu. Hingga saat sampai di dekat Jupiter, ia pun dihadang oleh 5 Jenderal Angkasa Jupiter. Janus tak ingin bentrok lagi dengan pihak Jupiter. Hingga ia pun memilih bersembunyi di Amalthea, di mana para penyihir itu beristirahat sebelum menuju Titan. Disaat itulah Janus menguping pembicaraan mereka, tentang pil sihir sakti yang mampu meningkatnya kekuatan bagi siapa pun yang menelannya hingga seribu kali lipat. Nafsu Janus pun timbul, untuk memiliki pil sihir sakti itu. Keserakahannya begitu bergejolak di dalam dirinya, untuk secepat mungkin memiliki pil sihir sakti itu. Janus Lantas pergi menuju ke Bulan untuk menemui Jailan. Untuk menawarkan kerjasama untuk mencuri pil sihir sakti di Titan. Demi peningkatan kekuatan yang sangat ia impikannya. Agar dirinya lebih kuat daripada saat ini. "Lalu apa hubungannya dengan diriku? hingga kau harus ke Bulan untuk mencari diriku?" tanya Jailan, masih dengan nada dingin kepada Janus. "Aku ingin mengajakmu bekerjasama. Seribu penyihir itu berkumpul di Titan, untuk menyempurnakan proses penciptaan pil sihir sakti. Di mana, siapa pun yang memakan pil itu. Maka kekuatannya akan meningkat hingga seribu kali lipat," jawab Janus dengan penuh semangatnya. Akan tetapi hanya ditanggapi dingin oleh Jailan. Yang benar-benar tak tertarik oleh ajakan dari Janus itu. Ajakan yang baginya sebuah kebodohan yang tak penting sekali. Ajakan yang akan membawanya pada sebuah masalah besar. "Lalu, kerjasama apa yang kau maksud?" tanya Jailan kembali, seakan tertarik dengan ajakan dari Iblis Petir itu. Janus pun tersenyum kembali atas pertanyaan itu. Dirinya mengira Jailan ingin bekerjasama dengan dirinya. Padahal Jailan tak tertarik sama sekali dengan penawaran dari Janus sama sekali. "Kita bekerjasama, untuk mencuri pil sihir sakti itu, disaat mereka lengah. Aku yang akan membuat kekacauan di Titan, hingga para penyihir itu sibuk dengan diriku. Disaat seperti itulah, kau curi pil itu," ujar Janus, mengutarakan idenya itu. "Lalu apa yang akan aku dapat, dari mencuri pil sihir sakti itu? Jangan-jangan kau itu hanya ingin menjadikanku pion, dirimu saja. Atau malah, aku ini hanya sekedar tumbal dari ide jahat mu itu. Aku ini tidak sebodoh, tiga manusia ular yang pernah kau jadikan pion untuk tujuanmu itu ...," timpal Jailan, berusaha memprediksi akhir dari ide Janus. Yang membuat Iblis Petir pun terdiam. Janus tetap terdiam dengan pikirannya sendiri, walaupun hanya sesaat. Hingga akhirnya, dirinya pun bicara kembali kepada Jailan. Dengan nada masih merayunya, agar Jailan menerima tawarannya untuk bekerjasama mendapatkan pil sihir sakti di Titan, yang merupakan satelit terbesar milik Saturnus. Yang diketahui oleh manusia Bumi, hingga saat ini. Melalui pengamatan mereka, dengan teleskop mereka. "Dengarkan dulu seluruh ucapan ku, jangan berburuk sangka terlebih dahulu terhadap diriku ...," ujar Janus berusaha untuk membujuk Jailan. Dan Jailan pun menyunggingkan bibirnya, seakan malas untuk mendengarkan perkataan dari Iblis Petir itu. Yang telah ia kenalnya, sejak dari kecil itu. "Setelah mendapatkan pil sihir sakti itu. Kita akan membagi pil itu sama rata. Kau separuh, aku pun separuh. Itu adil bukan? Dengan menelan separuh pil sihir sakti itu, maka kekuatan kita pun akan meningkat 500%. Kau bisa bayangkan dengan kekuatan sebesar itu, kita akan dapat menguasai Tata Surya ini secara bersama. Dan dinasti yang kini berkuasa di Jupiter akan aku ganti kembali, dengan dinasti keluargaku. Dan akulah yang akan menjadi Raja Jupiter yang baru," ujar Janus dengan segala ambisinya itu. Membayangkan segala kemenangan yang akan diraihnya, di dalam khayalnya. Yang belum tentu menjadi sebuah kenyataan di masa depan nanti. Jailan tersenyum tipis, sebelum merespons perkataan dari Janus itu. "Iya, kau yang senang dengan ide mu itu. Tapi aku yang akan menderita. Masalahnya aku yang akan dikejar-kejar, hingga kemana pun oleh mereka. Karena akulah yang mencuri pil sihir sakti itu. Kalau begitu jadinya, aku rasanya ingin menelan seluruh pil itu, tanpa berbagi dengan dirimu. Agar aku dapat menghadapi para penyihir itu seorang diri," sahut Jailan, lalu tersenyum sinis ke arah Janus. Yang membuat dirinya terkejut. Tak menyangka sama sekali, jika Jailan memiliki pemikiran serakah seperti itu. Lebih serakah dari dirinya. Janus tak mengerti, sebenarnya apa yang telah terjadi dengan Jailan. "Jai! rupanya kau serakah juga, ya?" ujar Janus, dengan penuh keterkejutannya atas perkataan Pangeran Bulan Terang itu. Padahal Jailan hanya asal bicara saja. "Bukannya aku serakah. Aku hanya mencoba menjadi cerminan dirimu, yang serakah, itu saja. Bukannya kau telah menghisap 1 juta GW energi listrik, menyerap 5 jenderal lemah Jupiter. Lalu sekarang kau ingin menelan pil sihir sakti. Kau itu sungguh serakah, Janus," timpal Jailan, lalu tersenyum sinis ke arah rekan di dalam 7 Iblis Bintang. "Sudah, langsung pada inti masalahnya saja. Kau mau atau tidak, bekerjasama dengan diriku?" tanya Janus untuk yang kesekian kalinya, dengan lugasnya. Seolah dirinya sudah benar-benar kesal menghadapi Jailan yang tak bisa diajak kerjasama sana sekali, untuk mencuri pil sihir sakti. Yang sangat ia impi-impikannya itu. Demi mewujudkan semua mimpinya. "Maaf saja, aku tidak berminat dengan ide jahat mu itu. Aku tidak bisa mempertaruhkan reputasi diriku dan dinasti Bulan Terang. Hanya untuk meningkatkan kekuatan sihir ku secara instan, dengan cara seperti itu," timpal Jailan dengan lugasnya. "Jai, kau pasti akan menyesal. Kalau aku telah mendapatkan pil sihir sakti saat itu, sendiri. Kaulah yang pertama, yang akan menyaksikan kekuatanku nanti. Yang Maha besar, setelah aku menelan pil sihir sakti itu," sahut Janus lalu tertawa dengan lepasnya. Dengan suara yang menggema ke segala arah. Seakan benar-benar ingin mengejek Pangeran Bulan Terang itu. "Kau itu hanya bisa bermimpi saja. Kalau kau bisa melakukannya sendiri, buktikanlah kebenarannya itu. Aku akan menunggumu di Bulan," ujar Jailan, dengan sikap masih sinis nya terhadap pangerang terbuang dari Jupiter itu. "Oh! baiklah. Siapa yang terkuat di antara kita berdua. Dan aku rasa untuk mengalahkan mu. Aku tidak memerlukan pil itu. Karena kekuatan 1 juta GW listrik ku telah 100%, dan kekuatan 5 jenderal lemah itu sudah menyatu dengan diriku. Kejar aku ke Puncak Selenean, kalau kau mampu ...!" tantang Janus kepada Jailan, dengan penuh kesombongannya. Janus pun lalu terbang menuju ke Puncak Selenean dengan kecepatan kilatnya, dengan penuh percaya dirinya. Sangat yakin Jailan tak akan mampu menyusunya. Akan tetapi Jailan mampu menyusul Janus. Yang terbang di belakang Janus, dengan kecepatan yang menyamai kecepatan kilat Janus. Hingga membuat Janus tak habis pikir. Kenapa Pangeran Bulan Perak itu sanggup mengejar kecepatan kilatnya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD