Bab 37

1165 Words

Hampir setiap malam, Langit duduk di lantai ruang keluarga dalam keremangan. Tubuhnya dia sandarkan pada kaki sofa. Seperti biasa pria itu tengah menenggak sekaleng bir dengan rokok sebagai teman. Kesunyian malam menjadi waktu yang paling tepat untuknya meratapi kesendirian selain insomnia yang sulit dirinya kendalikan. Langit mengingat kembali ancaman Anyelir pagi tadi di kantor. Gadis itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Karenanya untuk mengantisipasi kejadian buruk yang mungkin akan terjadi Langit menambah penjaga pintu gerbang menjadi dua orang. Rere yang kerap keluar bersama Rindu juga dirinya berikan bodyguard. Langit tidak ingin kecolongan dan berakhir penyesalan. Masih lekat dalam rekamnya bagaimana Anyelir berperilaku seperti wanita tak bermoral yang semata gadis itu lak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD