When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Yolanda tidak bisa menyembunyikan raut wajah kesalnya. Dari pada Ayana curiga, dia memilih menghindar sementara. "Ya sudahlah, nanti aku bisa belikan lagi minuman yang baru untukmu, Aya. Aku pergi dulu ya?" ucap Yolanda berbalik meninggalkan meja Ayana. Di lobi perusahaan, dia nampak dongkol bukan main. Dia sudah susah-susah meracik minuman itu sendiri, dengan akar kelor dosis tinggi. Harapannya agar beberapa hari kemudian janin yang dikandung Ayana segera luruh. Karena akar kelor mengandung bahan kimia yang membahayakan jika dikonsumsi ibu hamil. Namun hanya kegagalan yang dia dapat. Minuman itu tumpah ke lantai tanpa ada sisa. "Awas kamu, Chaca," gumam Yolanda berjalan menghentakkan kakinya. Kalau sudah begini dia harus berpikir ulang bagaimana caranya membuat Ayana keguguran. Di