Bella merasa ini hanya mimpi, suara lembut Leandro yang menyapanya dan raut wajah lelaki itu yang tidak biasa. Tak mungkin ini nyata, karena Leandro itu adalah pria berdarah dingin dan sering kali dia mengumpati Leandro dengan sebutan tuan kulkas. Saking dingin dan menyebalkannya pria itu. "Kau panggil aku apa? Tuan kulkas?" tanya Leandro seraya mengerutkan keningnya, menyiratkan kebingungan yang nyata. "Aku pasti sudah mati," gumam Bella pelan, sambil beranjak duduk dari posisinya yang semula berbaring tadi. Dia terlihat bingung dan merasa ini mimpi. "Apa ini yang namanya akhirat?" tanyanya lagi. "Bella, kau—" Sebuah tamparan keras yang mendarat di pipi Leandro yang seketika, menghentikannya berbicara. Leandro terdiam sambil memegang pipinya yang terasa panas. Raut wajahnya berubah,