Prolog

203 Words
“Siapa namamu?’’ pertanyaan itu tanpa di pikirkan terlebih dulu langsung keluar dari mulut Caroline dengan mulusnya. Caroline bodoh, kenapa kau menanyakannya! Caroline merutuk dalam hati karena mulutnya kembali berbicara tanpa persetujuan dari hatinya. Sedangkan si pria mulai kembali menghadapkan tubuhnya pada Caroline, maju selangkah untuk mendekat—mengikis jarak antara mereka berdua. “Kenapa kau ingin tahu namaku?’’ tanyanya dengan suara yang mampu membuat jantung Caroline berdetak tidak karuan. Tapi Caroline malah mengangkat tangannya dan mengibas-ngibaskannya. “Akh, tidak, tidak, lupakan pertanyaan bodohku. Aku pergi!’’ Saat akan pergi dengan membawa rasa malunya, langkah Caroline malah terhenti—well, ada sesuatu yang menahan bahunya, dan wanita pun dapat merasakan ada sebuah bayangan di belakangnya, dan tepat di detik selanjutnya, semua yang ada di otak Caroline buyur kala telinganya menyapa masuk sebuah suara barion yang terdengar berat dan terdengar jantan. “Namaku Nicholas, beauty.” Dan setelah mengatakan itu, si pria bernama Nicholas itu pun pergi—benar-benar pergi meninggalkan Caroline dengan keterpakuannya di tempat. Apa katanya tadi?! Beauty, cantik! Astaga Caroline, kenapa kau lebai sekali! Batin Caroline dengan pipi yang memunculkan rona merah kentara seperti kepiting rebus. Entah kenapa hanya karena satu kalimat akhir yang diucapkan pria itu membuat Caroline salah tingkah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD