Zulfa Zahra El-Faza Satu yang kupelajari. Semakin malu-malu, maka Gus Fatih akan semakin gencar menggodaku. Suamiku itu ternyata sangat pandai melakukannya. Dan aku tidak pernah menduga akan hal ini sebelumnya. Karena tidak tahu harus melakukan apa di dalam gazebo, aku membaca sebuah n****+ yang kutemukan di dalam laci meja. Kupikir milik santri Abah yang tertinggal. Namun, saat kubuka halaman depannya ada tanda tangan Mas Adhim di sana. Nama lengkapnya yang ditulis Arab pegon. Aku langsung mengerutkan kening saat melihatnya tadi. Aneh sekali. Kalau benar milik Mas Adhim, kenapa bisa ada di sini? Kurasa aku harus menanyakannya saat kami bertemu. Di setiap buku miliknya, Mas Adhim selalu membubuhkan tanda tangannya pada halaman pertama. Itu sudah menjadi ciri khasnya sejak kecil. Ju