Zulfa Zahra El-Faza Dua puluh menit yang lalu Neng Shofiya sudah pamit dan kembali pulang ke ndalemnya, pesantren salaf milik keluarga Gus Aji yang ada di Sidoarjo. Aku ingin menahannya, tapi kepergiannya yang tanpa pamit kepada keluarga membuatku tidak bisa melakukan apa-apa. Setelah sekian lama, aku dan dia bisa menjalin pertemanan pada akhirnya. Dari dulu Neng Shofiya memang gadis yang pemberani dan seolah tidak memiliki rasa takut terhadap apa pun—selain terkenal akan sifat manja dan tingkahnya yang suka berbuat apa saja sesukanya. Jadi, aku tidak terlalu terkejut ketika ia bilang saat pergi kemari, ia tidak izin terlebih dulu pada Gus Aji. Dia memang sangat nekat. Neng Shofiya tentu saja tahu, tidak diperbolehkan hukumnya seorang perempuan yang sudah menikah pergi keluar rumah ta