Mami membawa kopi dan dua toples biskuit di atas baki menuju ruang kerja suaminya. Wanita paruh baya itu membuka pintu lalu menongolkan kepala untuk melihat keberadaan suaminya. Tampak lelaki paruh baya itu sedang duduk di meja kerjanya. Melihat pemandangan itu, Mami hanya bisa menghela nafas. Bibirnya lelah jika harus terus mendebat suaminya untuk istirahat. Sejak pagi memang kondisi kesehatan suaminya agak menurun. Selain karena faktor usia tetapi tentu saja karena terlalu banyak bekerja. Lagi pula mau diberitahu ratusan kali pun lelaki itu akan tetap kekeuh akan pendiriannya dan kekeraskepalaannya. “Ini kopi terakhir yang Mami buat. Setelah ini tak ada lagi kopi untuk Papi,” ucap Mami dengan tajam sementara Papi hanya terkekeh kecil dibuatnya. “Makasih, Mi.” Mami mendengus lalu meng