29. Sepucuk Surat

2056 Words

Tuuttt . . . Tuuttt . . . Tut! Tut! Tut! Terdengar suara sambungan telepon yang tiba-tiba terputus. Entah sudah berapa kali Kate mencoba menghubungi Danny tetapi tetap saja teleponnya tidak tersambung. Dengan tangan yang masih gemetar ia memasukkan kembali telepon genggamnya ke dalam saku celana. Sudah hampir satu jam ia seperti seorang yang hilang arah. Ia terlihat kebingungan. Beberapa orang yang lalu lalang pun terlihat memperhatikannya dengan tatapan heran. Saat bangun dari tempat tidurnya sekitar satu jam yang lalu, seperti biasa Hendrik sudah berangkat untuk bekerja. Kate pun beranjak dari tempat tidurnya menuju ke dapur yang berada di lantai bawah untuk membuat sarapan. Ia membuat setumpuk roti isi daging yang selalu menjadi favoritnya. Tidak! Bukan karena Kate menyukainya, tapi i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD