Obi POV. Aku menghela nafas lalu melirik tangan Karin yang melingkar di pinggangku. Kenapa jadi begini jadinya?, aku hindari malah nangis. Kerja kerasku jadi seperti sia sia. Aku menghela nafas lagi, berharap cepat sampai di rumah Karin. Bagus langsung menurut aku ajak pulang. Aku mikir apa sih tadi?, masa depan masjid malah peluk peluk Karin?. Kenapa sih Kar?, malah buat aku galau terus?. “Itu rumah gue Bi!!” serunya menunjuk satu rumah yang letaknya hanya beberapa ratus meter dari posisi kami. Akhirnya sampai juga di rumah Karin, depan rumahnya tepatnya. “Mampir gak?” tanyanya setelah melompat turun dari boncengan motorku. Aku menggeleng setelah membuka helmku. “Gak bisa ya?” tanyanya lirih lalu menunduk. “Hei…udah sore, next deh gue mampir, sana masuk!!” kataku. Karin menatapku.