“Mari kita coba, hari ini kau buat kopinya sepahit apa?” Rasya menerima cangkir kopi dari nampan yang aku bawa. Biar dia cicipi sendiri bagaimana rasanya kopi buatanku hari ini. Aku tidak memiliki niat untuk marah padanya, tapi juga tidak berniat untuk menyenangkan dia. Entah, aku tidak memiliki selera lagi untuk mengerjainya dengan kopi pahit hari ini. Tapi, bukan berarti aku memberi kopi manis juga untuknya. Hanya sepucuk sendok kopi, tanpa gula. Setidaknya air dalam cangkir itu berubah menjadi sedikit hitam. Tanpa rasa pahit ataupun manis. “Hmmmm ....” Terlihat menghabiskan setengah dari isi cangkir kopi hambar tersebut. Aku tidak berharap pujian, jadi aku langsung pergi. “Kopi buatan tante tidak enakkah? Kenapa wajah Om Rasya seperti itu?” Suara cempreng dari seorang anak