Kita bahkan belum sempat memulai lagi tentang sesuatu yang telah kita akhiri. Tapi dia kini bertindak seolah apa yang terjadi sebelumnya tak pernah berakhir. "Shanum?" panggilnya saat aku baru saja menutup pintu mobil dan berjalan keluar. "Ya, Pak?" timpalku yang mencoba untuk tetap formal. "Berkasnya?" "Sudah saya bawa!" jawabku sambil menunjukkan map. Dia mengangguk dan berjalan terlebih dahulu. Tanpa berusaha menyusulnya, aku berjalan dengan cukup pelan di belakang. Setidaknya aku harus menikmati udara Lembang, yang sejuk terlebih dahulu sebelum nanti masuk arena pertempuran. Ya, memasuki wilayah keluarga Nareswara bagaikan memasuki arena pertempuran bagiku. Semoga aku tidak gugup. "Kau gugup? Kenapa lama sekali?" protes orang yang sudah berada di depan. Aku tidak menjawab dan