Siang yang cukup terik terasa membakar kota Bandung. Setelah berkelana ke luar dari area yayasan untuk mengambil sepatu di tempat laundry, kini aku kembali ke tempat kerja yang tak kuinginkan. Kalau bisa, ingin sekali aku mampir terlebih dahulu ke rumah. Lalu berbaring sambil meminum es di atas kasur. Mataharinya benar-benar menggigit ubun-ubun. Aku kalah berdebat. Dia berkata jika rincian kerja yang harus aku lakukan selama menjadi sekretaris pembantu, bukanlah untuk membantu tugas sekretaris utama. Melainkan harus membantu sang Ketua Yayasan. Tapi masalahnya, di tempat ini, Bella juga memperlakukan aku layaknya asisten pribadi yang membantu dia. Bagaimana mungkin aku bisa fokus dan betah kerja di tempat ini, jika yang memerintah aku ada dua orang? “Udah balik lagi, Bu Shanum?” tan