Aku berjanji untuk tidak menyesali ini. Karena aku akan lebih menyesali semuanya, bila dia mengalami celaka lagi. Dan penyebab celakanya adalah tanganku sendiri. ** Dua minggu setelah kepergian Shanum dari yayasan. “Proposal pengajuan dana acara Isra’ Mi’raj bulan depan, Pak Ketua!” Randi masuk ke ruanganku dan memberikan sebuah dokumen. “Sudah kautinjau?” Kuambil dan k****a dokumennya. “Sudah, approve, Pak!” pungkas Randi. Aku tersenyum sambil membuka bagian terakhir, membaca beberapa detail dari proposal dengan sekilas saja, dan membubuhkan tanda tangan. “Minta cek ke bendahara!” titahku tanpa banyak pertimbangan lagi. Jika Randi sudah menyetujui, maka keputusanku tak akan jauh berbeda. Karena untuk masalah acara keagamaan dia lebih mengerti juga. “Ngomong-ngomong, ka