60. My Regret

1054 Words

Tidak keberatan menjadi teman tidurku? Apa dia tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan? Maafkan aku, Shanum! Kau tidak pantas mendapatkan lelaki yang seperti aku! “Rasy! Rasya! Buka pintunya, hey!” Arsya menggedor pintu kamarku dengan cukup barbar. Rasanya aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk meladeninya bercanda. “Rasya, bantu aku menjaga nenek! Aku tidak mau sendirian!” Semakin dia merengek, semakin kuabaikan saja. Padahal dia seorang dokter, kenapa harus mengeluh kalau merawat pasien sendirian. Apalagi pasiennya nenek sendiri. “Woy, orang gila! Kalau tahu bakal begini, mending tadi aku tahan Shanum pulang. Biar dia yang nemenin aku merawat nenek!” Kenapa dia membawa nama Shanum? Menjengkelkan saja! Aku terpaksa berjalan ke arah pintu karena gedoran itu tidak kunjung b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD