62. My Trauma

1159 Words

Aku harus berkepala dingin. Pikirkan baik-baik. Kalau memang benar Shanum tidak ada di kontrakannya, maka itu artinya dia seharusnya ada di rumah kampung halamannya. Aku harus pastikan dulu pada Randi. Kuambil jas dan juga ponsel, lalu aku meninggalkan ruangan. “Pak Randi?” Menghampiri dia sekali lagi di ruangannya. “Kenapa, Pak?” “Kau tadi sudah mencari dia di rumah kontrakannya?” Aku hanya ingin memastikan. Tampak Pak Randi mengangguk dengan kuat. Dia begitu yakin dengan ucapannya. “Ibu kontrakannya juga tidak tahu dia akan pergi ke mana, karena sepertinya Bu Shanum pergi dengan buru-buru. Bahkan barang-barangnya ditinggal dan baru diambil keesokan harinya menggunakan jasa pengangkut barang.” Aku bukan meragukan omongan Randi, hanya saja ingin memastikan apa yang kudeng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD