bc

for Jane

book_age4+
7
FOLLOW
1K
READ
powerful
drama
tragedy
sweet
no-couple
humorous
highschool
illness
school
like
intro-logo
Blurb

Leukimia.

Kejutan akhir tahun untuk Janeiro. Saat itu bunga api saling bersahutan di langit malam, seolah-olah merayakan vonis yang dijatuhkan dokter pagi tadi.

"kita sama sama terluka, bedanya gue tau luka Lo tapi Lo bedua ga pernah tau luka gue."—Zidni Gemantra

"emang semudah itu gue sakit hati. Aneh tapi nyata, Lo yang kesakitan gue yang kejer"— Junairo Gemantra

"Kita nyempil di KK bang Yoda sabi kali," — Janeiro Gemantra

chap-preview
Free preview
1. LaBel
Bulan Juli datang, tahun ajaran baru pun dimulai. Kedelapan anak SMP yang kini sudah resmi mengenakan celana abu abunya tampak bersinar dengan stelan seragam yang tampak baru, berbanding terbalik dengan seragam empat Kaka kelas sisanya yang sudah tampak kucel dengan warna yang memudar. Hari ini hari Senin, sudah satu minggu berlalu sejak masa orientasi siswa, dan dimulai dari hari ini kegiatan pembelajaran akan berlangsung normal kembali. Saat ini Jam istirahat. Kedua belas manusia itu lagi dan lagi tengah berkumpul di lapangan belakang sekolah, kali ini asik karokean nyanyiin lagu galau miliknya drive, melepasmu. Katanya Ruby lagi galau, abis diputusin sama ceweknya padahal baru pacaran dua hari, hhh.. kasian sih, pacarnya! Bukan Ruby nya. orang Ruby yang ketauan selingkuh. Buaya darat emang julukan yang tepat buat s****a om Tae yang berhasil survive jadi manusia tampan ini. Yoda yang main gitar ketawa renyah ngeliat Adi sama Ruby yang berdiri di depan menjadi vokalis utama, Ruby yang heboh bernyanyi dengan gulungan buku yang berperan sebagai mic, tangan kirinya menggiring tangan tangan temannya ke kanan dan kiri bak tengah melakukan konser. “semakin ku menyayangimu,” “SEMAKIN KU HARUS MELEPASMU DARI HIDUPKUUUU~” nyanyi kesepuluh penonton lainnya, melambaikan kedua tangan kekanan dan kiri dengan khidmat mendalami lagu. “tak ingin lukai hatimu,” “LEBIHHH DARI INIIII.~~” “kita tak mungkin trus bersamaaaa~” nyanyi Adi, dengan itu lagu berakhir diiringi suara petikan gitar Yoda disusul riuh tepuk tangan, tawa, dan tentunya siulan Joshua yang tak pernah ketinggalan. "lanjut, lanjut!" sorak Davi "Ayok! jangan lagu galau lagi ah, nanti gue gamon." "Dih, elu yang ngajak juga" ucap Damar. Ruby turun dari meja, ninggalin Adi yang masih setia berdiri diatas sambil megangin sapu lidi, berlagak seolah sapu adalah mic, sesekali berubah fungsi menjadi gitar listrik. Juan sampai terbahak memegangi perutnya melihat kelakuan temannya satu ini. "Gua mau ke WC dulu dah, sesak berak." Yoda sudah berjalan menjauh, meninggalkan gitarnya yang kini dipegang Jane, "Ayok lanjut, mau lagu apa abwang abwang~" katanya sembari memetik senar gitar, pemanasan. Juna tertawa seraya merangkul Jane yang duduk disampingnya. "Bang Toyib sabi kali," "Gassss!" ••~•• Pulangnya Jane sendiri gara gara kedua saudaranya pada mau mampir mampir dulu, sedangkan Jane milih langsung pulang ke rumah. "Gue pesenin gojek buat elo deh ya?" kata Juna, Jane hanya berdehem tak jelas, masih sibuk dengan game di ponselnya. Sedangkan Zidni sendiri sudah mangkir dari sekolah entah melayap kemana, ponselnya bahkan dimatikan setelah mengirim pesan panjang yang kesimpulannya satu, pulang malam. "Nah, gojeknya udah mau nyampe ni. Gue duluan ya? Lo hati-hati!" ujar Juna berlalu pergi menuju parkiran motor, sementara itu Jane masih setia berdiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu gojek yang dipesankan Juna. "Duluan Jaaa!!" teriak Juna dari boncengan teman barunya, entah siapa namanya Jane tak ingat. . Sesampainya di rumah diantar gojek dengan selamat, Jane tersenyum ramah sembari menyerahkan kembali helm hijau itu ke pemiliknya. "Makasi pak," ucapnya. Selepas driver gojek dan motornya berlalu, Jane membawa langkahnya memasuki halaman rumah, namun baru saja membuka gerbang, sebuah panggilan dari tetangga depan rumah membuat Jane berbalik arah, menghampiri perempuan paruh baya yang memanggilnya. Sohee—bunda dari Yoda itu tengah menyiram tanaman di depan rumahnya sebelum menghampiri Jane dengan senyuman cerahnya. "Tumben pulang sedikit telat Jane? ah, iyadeh yang udah masuk SMA pasti lumayan sibuk kan sekarang?" Rangkulan hangat dibahu Jane dapatkan, rasanya lebih nyaman daripada rangkulan ibu kandungnya sendiri. "engga Nda, belajarnya masih santai, ekskul juga belum dibuat, ini pulang telat gara-gara motornya tadi mogok kehabisan bensin" "Astaghfirullahaldzim.. lain kali kalo Juna sama bang Ji nya lagi pulang telat, kamu minta jemput bunda, sayang. atau ngga paksa Yoda anterin pulang, itu anak kerjaannya balik sekolah nongkrong mulu pasti kalo cuman buat anterin kamu pulang dia mau kok, suruh bunda! Bilang aja gitu." Jane tersenyum kaku. Bunda mah taunya Yoda nongki diwarung kayak biasa anak SMA jamannya dulu, ngga aneh aneh, paling parah palingan rokok, pikir bunda. Beliau ngga tau kalo anaknya berandalan yang suka tawuran dan balapan ga jelas. Yoda emang hoki, selain bandel dia juga pinter jadi dia gunain kepintarannya buat ngalus ke guru buat ngga laporin yang aneh aneh ke orang tuanya. Jadi deh bunda sama Abi taunya Yoda yang slalu menang lomba fisika dan matematika, tanpa tau sisi badung si anak tunggal. Kembali lagi pada Jane yang kini menggaruk tengkuknya yang tak gatal, rupanya diperhatikan seperti ini membuatnya sedikit merasa tak enak hati. "Hehe, ngga usah repot-repot bunda, Jane ngga enak nanti bang Yoda ngomel dulu kalo ada yang mau duduk di boncengan si putri. Eumm.. yaudah, Jane masuk rumah ya nda," "Eh, tunggu tunggu. Bunda bikin puding s**u banyak, bentar, bunda kedalem ambilin buat kalian bertiga. Makan dingin dingin tambah enak, sebentar!" setelahnya Sohee berjalan terburu-buru memasuki rumah, Jane tersenyum tipis. Puding s**u buatan bunda Yoda yang mengisi sebagian kecil ruang memory Jane tentang masa kecilnya, tak menyangka ia masih bisa merasakan makanan spesial satu ini. Terkadang ketika kita merasakan sesuatu entah makanan, harum, ataupun tempat, pikiran dan jiwa kita seperti terlempar ke masa lampau dengan sebuah kenangan didalamnya. Apakah kau pernah merasakan itu? Aku pernah, Dan Jane tengah mengalaminya saat ini. Rasanya seperti kau tengah melakukan wisata masalalu. Senyuman tipis menghiasi wajahnya ketika manis puding serta tekstur lembutnya masuk kedalam indra perasaanya, tanpa diminta pikirnya pun turut melayang pada memori pasal rasa yang dibawa puding s**u buatan bunda Yoda. , Kala itu terik matahari terasa begitu menyengat kulit, cuacanya begitu cerah. Indah. Namun sayangnya orang orang pastinya lebih memilih menikmati dinginnya AC ataupun kipas angin didalam rumah, begitupun dengan Dara. Wanita yang sudah melahirkan tiga putra itu masih tampak muda di usianya yang hampir memasuki kepala empat. wajahnya yang cantik juga penampilannya yang anggun membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga yang baik, kendati didalam rumah ketiga anaknya menganggap layaknya seorang yang sama sekali tak memiliki kasih sayang. Prang!! Suara pecahan piring terdengar nyaring dari arah dapur, Dara yang baru saja pulang tengah bersantai di sofa dikagetkan karenanya. Sesegera mungkin wanita itu berlari menuju asal suara, mendapati anak sulungnya yang tengah berdiri mematung sembari mengepalkan kedua tangannya yang gemetar. Dara menatapnya dengan tatapan lelah. Menghela nafas kasar setelah melepaskan outer bajunya, melemparkannya dengan penuh emosi ke lantai. "Maaf, m-mam" lirih Zidni. Bocah yang masih berusia 10 tahun itu menggigit bibir bawahnya tak kuasa menahan matanya yang memanas. Ia takut. Dara tampak mengerikan dengan tatapannya. Pecahan piring, nasi, dan juga kerupuk putih tampak mengotori lantai yang tadinya bersih. Zidni buru-buru mengambil tong s****h, memasukkan pecahan beling itu dengan hati hati, "Maaf, ini Ji beresin kok, Mami kalo capek istirahat aja" Tak merasa iba, Dara justru berkacak pinggang sembari menghela nafas pasrah. "Bagus, beresin. Habis itu sapu terus di pel takut ada serpihan yang sisa." katanya setelah itu berlalu pergi. Zidni mengusap air matanya dengan lengan bajunya, sedetik kemudian suara perutnya bergemuruh meminta untuk diisi makanan, bibir kecilnya meringis kecil mengingat kedua adiknya juga sama dengannya, bedanya si kembar masih asik bermain melupakan perut kosongnya yang belum terisi sejak pagi tadi. Secepat mungkin Zidni membereskan kekacauan yang dibuatnya, mencuci tangannya dengan bersih setelahnya kembali mengambil nasi dan lauk yang sama seperti tadi, karena tak ingin kejadian kacau terulang kembali, Zidni menggeser kursi guna membantunya untuk mengambil botol kecap diatas lemari dapur. Suara derap langkah kecil yang berlari ribut memasuki gendang telinga Zidni, rupanya Juna dan Jane tengah berlari di ruang tengah dengan tawa cekikikan khas anak anak yang menggema. Zidni buru-buru menghampiri karena takut mami nya akan memarahi si kembar karena berisik. "Sssssttt!!" "Yeayy Abang!" bukannya diam Jane justru berteriak memanggil Zidni "Ssshh jangan teriak teriak, oke? mami lagi istirahat" Zidni berdiri dihadapan keduanya, matanya yang jeli menangkap noda kotor disekitaran pipi kedua adiknya, si Kaka membersihkan sisa makanan di pipi keduanya. "Kalian habis minta puding Yoda lagi yah?" tuding Zidni yang mendapat anggukan serempak "Tapi kali ini bang Yoda ngga malah, soalnya bunda bikin banyak" bela Juna, Jane mengangguk semangat membenarkan perkataan Juna, habisnya Zidni suka ngomel kalo si kembar minta minta makanan ke orang, padahalkan kadang kadang orangnya yang suka ngasih sendiri karena gemes liat anak kembar. "Juna, Juna! Besok kita minta mami bikin puding kayak bunda yuk?" "Iya nanti kita minta, pasti bikinan mami lebih enak" Kedua anak itu sangat bahagia hanya dengan membayangkannya saja, sementara Zidni tak berkata apapun karena tau mami nya tak akan melakukan apa yang diminta, sekalipun hal sekecil itu. ••~•• Paginya saat disekolah Jane ngaku sakit dan berakhir di UKS dari jam pelajaran pertama sampe ketiga. Ditemenin sama Juna yang lagi ngang ngong-ngang ngong di ranjang sebelah. "Sana ke kelas," usir Jane, merasa risih karena Juna yang biasanya berisik kali ini malah kayak kesurupan limbad "Ga ah, males. Enak disini bobok" Jane tak menanggapinya lagi, memilih sibuk dengan ponselnya sementara Juna masih bengong liatin plafon sambil tiduran di ranjang sebelah. Tak lama pintu terbuka, Zidni datang bersama Yoda membawa teh hangat, roti, serta jajanan lain untuk menemani mulut mereka ketika bolos di UKS sekolah. "Gue sakit, kalian yang kelimpahan bahagianya yah? Keren" ucap Jane. "Ini penjaga UKS juga pada kemana dah, dari tadi gaada yang dateng" "Lah elu nya juga anak PMR ngga pernah jaga disini Ja," "Udahlah, yang masuk ekskul ini kan cuman anak anak yang numpang nama, bingung mau masuk mana ujung ujungnya PMR" kata Juna yang udah duduk di ranjang sebelah, hadap hadapan sama Yoda sambil makanin chiki. "Panggil anak anak jangan?" tanya Zidni yang mendapat pelototan sangar dari Juna "Gila lu bang! Nanti kita dikira mau tawuran di UKS saking berisiknya," Zidni menganggukkan kepalanya mengiyakan. Benar juga, mereka kalo ngumpul mustahil untuk hening. Sementara itu Jane menyamankan posisinya, menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut UKS yang sialnya sedikit bau apek. "Gue mau tidur, jangan brisik!" Juna melirik ranjang sebelah lalu melemparkan hoodie abu miliknya, "selimut tipis udahmah bau, itu hoodie gue wangi pake aja kalo Lo kedinginan." katanya dengan mulut penuh chiki. Jane tak membalas apapun, duduk sebentar untuk mengenakan hoodie milik Juna yang sengaja dikenakannya terbalik agar bagian kepala si hoodie menutupi wajahnya. TBC..

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
76.3K
bc

Happier Then Ever

read
21.6K
bc

Karma : Kupermalukan Di Akad Nikahnya

read
203.0K
bc

Stuck With You

read
73.6K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
20.6K
bc

(Mantan) Suami

read
131.0K
bc

Growing Pains || Indonesia

read
34.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook